Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Natasia Jalan Kaki 26 Km Menjemput Masa Depan di Sekolah

Kompas.com - 03/05/2017, 07:00 WIB
Kompas TV Perjalanan Panjang Tas dari Jokowi Untuk Anak Sungkung

Siswa dari sejumlah kampung lain juga berjalan kaki, tetapi tak sejauh Natasia. Alin Tomasoa (18), siswa SMA Kristen Ameth, dan teman-temannya dari Desa Sila-Leinitu, juga berjalan kaki tiap hari sejauh 14 km pergi-pulang. Saat hujan, mereka berteduh di bawah pohon atau batu besar di sisi jalan. Jika terpaksa, mereka mengambil daun pisang untuk melindungi kepala. "Beta ingin menjadi polwan (polisi wanita)," kata gadis dengan tinggi badan 163 cm itu.

Natasia, Alin, dan beberapa siswa yang berjalan kaki sejak SMP hingga SMA di pulau yang berjarak 58 km arah tenggara Pulau Ambon itu punya keyakinan bahwa pendidikan adalah jalan meraih kesuksesan.

Banyak tokoh Maluku saat ini berasal dari pulau yang masuk Kabupaten Maluku Tengah itu. Ada Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, dan banyak lagi.

Asrama

Kepala SMA Negeri 1 Nusalaut Carel Silahoy mengatakan, sekolah memaklumi kondisi anak-anak yang setiap hari berjalan kaki.

"Kami tidak bisa memaksakan kehendak. Saat mereka datang dengan kondisi basah-basah, kami suruh mereka kembali saja," katanya.

Desa Ameth merupakan pusat kecamatan, tempat berdirinya SMA Negeri 1 Nusalaut dan SMA Kristen Ameth. Di Pulau Nusalaut terdapat tujuh desa.

(Baca juga:Ini Video Cerita di Balik Perjalanan Mengantar Tas Jokowi untuk Siswa SD Bengkayang)

Carel pernah menyampaikan kondisi itu kepada seorang pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkunjung ke Ambon, beberapa tahun lalu. Permohonannya ketika itu adalah dibangun asrama bagi siswa yang dikelola sekolah. Bagi siswa yang kurang mampu, biaya asrama digratiskan. Usulan itu kurang direspons.

Kepala SMA Kristen Ameth Frans Syaranamual menambahkan, pulau itu juga membutuhkan bus sekolah. Setiap pagi dan siang bus beroperasi mengelilingi pulau dengan jalan lingkar hanya sejauh 24 km itu. Jika tak bisa gratis, siswa tetap membayar dengan harga terjangkau.

Semangat mengejar mimpi siswa dari Pulau Nusalaut itu tidak redup oleh keterbatasan. Mereka berjalan kaki nun jauh untuk menjemput masa depan. Selamat Hari Pendidikan Nasional bagi siswa di pulau-pulau terpencil. (Frans Pati Herin)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Mei 2017, di halaman 1 dengan judul "Berjalan Kaki Menjemput Masa Depan".

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com