Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2017, 09:03 WIB
|
EditorFarid Assifa

NUNUKAN, KOMPAS.com – Konsulat RI di Tawau, Malaysia, mensinyalir 50.000 anak TKI yang bekerja di Negara Bagian Sabah, Malaysia, tak memiliki identitas.

Konsulat RI di Tawau Malaysia, Krisna Djaelani mengatakan, ribuan anak TKI tak beridentitas tersebut merupakan hasil dari perkawainan TKI di tempat mereka bekerja karena pemerintah Malaysia melarang TKI yang mau bekerja di negaranya membawa serta keluarga mereka.

"Aturan imigrasi maupun tenag kerja sini tidak membolehkan pekerja asing kasar membawa keluarga. Awalnya mereka datang sendiri, ketemu jodoh terus menikah dan punya anak di sini,” ujarnya, Rabu (26/04/2017).

Baca juga: KBRI Kuala Lumpur Menangkan Sidang Kasus 153 TKI di Malaysia

Selain kesulitan mendapatkan kartu identitas, anak-anak TKI tersebut mayoritas tak mengenyam pendidikan.

Petrus Blawa, salah satu TKI asal Flores yang bekerja di perkebunan sawit di Tawau, Malaysia, mengatakan, dari 6 anaknya yang lahir di Malaysia, hanya 1 yang bisa membaca. Sulitnya mendapatkan pendidikan membuat anak-anak TKI memilih bekerja membantu orangtua mereka di kebun sawit.

“Satu saja yang bisa baca, lainnya bekerja di ladang bawa lori (truk pengangkut sawit). Tiada sekolah di ladang,” ujarnya.

Konsulat RI mencatat dari 50.000 anak TKI yang tidak memiliki dokumen, 23.396 di antaranya saat ini menempuh pendidikan di CLC.

Krisna Djaelani mengatakan, orangtua dari ribuan anak yang tak memiliki identitas tersebut kebanyakan enggan mengurus dokumen ke konsulat yang ada di Kota Tawau.

Konsulat mengaku kesulitan memberikan dokumen bagi anak-anak TKI yang tidak beridentitas karena orangtua mereka selain enggan melapor juga enggan mengurus dokumen untuk anak mereka. Kebanyakan orangtua mereka adalah TKI ilegal.

“Banyak yang tidak lapor. Ini kaitannya dengan paspor. Untuk memberikan dokumen sah ada syaratnya, kita verifikasi orangtuanya apakah benar WNI, ada sijil (surat) lahir, ada saksi pernikahan orangtua mereka dan surat keterangan dari pihak perusahaan,” ucapnya.

Baca juga: Ini Penyebab 300.000 TKI Ilegal Bertahan di Sabah Malaysia

Konsulat RI di Tawau mencatat sekitar 300.000 TKI yang bekerja di wilayah kerjanya meliputi meliputi Kota Tawau, Kota Lahat Datu, Kota Sempurna dan Kota Kuna, merupakan TKI ilegal.

Kompas TV Seorang TKI asal Lombok yang bekerja di Arab Saudi dikabarkan mengalami luka patah tulang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Nilai Transaksi UMKM Medan Tahun 2022 Khusus Produk Sepatu Tembus Rp 2,06 Miliar

Nilai Transaksi UMKM Medan Tahun 2022 Khusus Produk Sepatu Tembus Rp 2,06 Miliar

Regional
Hadiri Pameran DXI, Bupati Benyamin Paparkan Kekayaan Potensi Wisata Alam, Sejarah, dan Budaya MBD

Hadiri Pameran DXI, Bupati Benyamin Paparkan Kekayaan Potensi Wisata Alam, Sejarah, dan Budaya MBD

Regional
HUT Ke-541 Kota Bogor, Kang Emil: Terus Berlari, Berinovasi, dan Berprestasi

HUT Ke-541 Kota Bogor, Kang Emil: Terus Berlari, Berinovasi, dan Berprestasi

Regional
Novita Hardini Berharap Sedekah Laut Teluk Prigi 2023 Dapat Tingkatkan Pariwisata hingga Ekonomi Masyarakat

Novita Hardini Berharap Sedekah Laut Teluk Prigi 2023 Dapat Tingkatkan Pariwisata hingga Ekonomi Masyarakat

Regional
'Hybrid Governance': Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

"Hybrid Governance": Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

Regional
Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Regional
Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Regional
Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Regional
Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Regional
Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Regional
Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Regional
Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Regional
Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com