Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firasat Ibu Pendaki yang Tewas di Gunung Rinjani

Kompas.com - 26/04/2017, 16:43 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Taufik Budi Prasetyo (23), warga Dusun Jomblang, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta meninggal saat mendaki di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pemakaman korban dilakukan Rabu (25/4/2017), korban dimakamkan setelah korban sampai di rumah duka.

Keluarga, kerabat, dan sahabatnya tampak larut dalam duka yang mendalam. Taufik tewas tenggelam saat mandi di air terjun sekitar Danau Segara Anak, Minggu (23/4/2017) pagi.

Ibu korban, Suprapti (46) menyebut, anak pertama dari tiga bersaudara ini pamit melakukan pendakian di Rinjani. Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia di Universitas Jayabaya Jakarta Timur itu pamit melalui telepon kepada Suprapti.

Baca juga: Seorang Pendaki Asal Yogyakarta Tewas di Gunung Rinjani

Saat pamit tersebut, Suprapti mengaku merasakan kekhawatiran dari hati kecilnya. Namun firasat itu semua itu ditepisnya.

"Biasanya saya tidak khawatir saat dia pamit mau naik gunung, tapi pas ditelepon itu saya rasanya berat sekali," katanya Rabu (26/4/2017).

Suprapti selalu berpesan kepada putranya untuk memberi kabar setelah turun gunung. Namun dia tidak menyangka kali ini mendapatkan kabar duka. 

"Biasanya dia telepon sebelum dan sesudah karena kalau pas di gunung kan tidak bisa telepon," sebutnya.

Menurut dia, Taufik merupakan anak penurut, semenjak lulus SMK, dia langsung bekerja di sebuah pabrik di Bogor, Jawa Barat. Meski bekerja, almarhum tidak melupakan pendidikan, di sela bekerja Taufik kuliah. Ketika pulang ke rumah, uang yang disisihkan sebagai pegawai pabrik dia berikan kepada orangtua dan kedua adiknya.

"Kadang ninggali (memberi) uang untuk rumah dan adik-adiknya yang masih sekolah SD. Dia (korban) kuliah juga biaya sendiri dari hasil kerjanya itu," ucap dia.

Suprapti dan suaminya, Jueni terakhir kali bertemu dengan korban dua minggu sebelumnya. Korban dimakamkan TPU setempat, yang berada tak jauh dari rumah korban.

Berangkat bertiga

Taufik mendaki bersama rekannya, Muhammad Ali (21) dan Setio Teguh (22).

Menurut Ali, Taufik yang berangkat melalui jalur darat sejak Selasa (18/4/2017) bertemu dengannya dan Teguh yang menggunakan jalur udara pada hari Kamis (20/4/2017). Setelah bertemu ketiganya langsung naik.

"Kami berangkat bertiga," katanya kepada wartawan.

Dia mengaku sedikitnya sudah empat kali melakukan pendakian bersama korban, dan Gunung Rinjani menjadi tujuan pendakian terjauh selama ini.

Selama pendakian ketiganya tidak menemui kendala yang berarti hingga sampai ke puncak dan memutuskan untuk turun gunung.  Ali mengatakan, Minggu (23/4/2017) saat turun dirinya dan Taufik mengambil air di air terjun.

Sumber air yang berada tidak jauh dari Danau Segara itu merupakan air terjun dengan tiga tingkat. Saat itu, tingkat atas banyak digunakan pendaki mandi, di tingkat kedua dirinya dan Taufik mencari air.

Ali menyebut, dirinya mengajak Taufik untuk mandi bersama pendaki lainnya. Namun, tak dihiraukan korban.

"Saya lalu naik meletakkan wadah air, ketika saya turun Taufik sudah tidak ada. Saya hanya menemukan pakaian dan peralatan mandi," ucapnya.

Dia mengaku, tidak mendengar suara teriakan minta tolong.

Dia dan pendaki lainnya temasuk porter yang berusaha membantu pencarian tidak berani masuk ke dalam air. Korban pun baru ditemukan Selasa (25/4/2017) atau dua hari.

"Waktu ditemukan jenazah masih utuh tidak ada luka dan tidak bengkak," katanya.

Baca juga: 11 Pendaki Gunung Prau Tersambar Petir, 3 Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com