Polres Kutai Barat Selidiki Dugaan Oknum Polisi Pukul Bocah Kelas 3 SD

"Apalagi kalau kasus melibatkan aparat, korban akan lebih takut lagi," kata Christin.

Sementara itu, upaya agar kasus ini tidak bergulir ke meja hijau sejatinya juga sudah berlangsung. Beberapa rekan kerja H pernah memfasilitasi upaya damai antar kedua keluarga, termasuk mengupayakan perdamaian secara adat istiadat.

Upaya penyelesaian dengan cara musyawarah juga pernah difasilitasi lewat Presidium Adat Dayak.

Semua upaya gagal, keluarga merasa tidak mendapat keadilan. Pihak keluarga berniat meneruskan kasus ini hingga ke Polda Kaltim.

"Apalagi oknum sendiri tidak pernah meminta maaf secara langsung," kata Christin.

Kegagalan polisi

Sementara itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak mengecam kekerasan oknum polisi bernama H pada R. Komnas PA juga mengecam lebih keras atas berlarutnya upaya polisi mengungkap kasus ini. Satu bulan berselang, R dirasa belum mendapat keadilan. Komnas PA pun meragukan kinerja kepolisian Kubar.

"Komnas menilai Polres gagal menangani kasus seperti ini," kata Arist Merdeka Sirait dari Komnas PA.

Baca juga: Lakukan Penembakan, Polisi Mengira Mobil Berisi Satu Keluarga Pelaku Kejahatan

Menurut dia, anggota Polri seperti H melanggar cara menyelesaikan masalah di lingkungan sekolah. Polisi dinilai tabu mencampuri urusan lingkungan sekolah. Akibatnya, pendekatan aparat justru menonjolkan kekerasan seorang oknum. Sebaliknya, penyelesaian yang tepat di sekolah adalah diskusi.

"Ini di zona aman di sekolah. Kalau ada keberatan, dari anak ya diskusi. Karena itu adalah zona steril dari kekerasan," kata Arist.

Karenanya, Komnas PA berencana berkoordinasi dengan Polres Kubar untuk melihat sejauh mana penanganan kasus ini.

"Komnas tidak toleran tindakan seperti ini. Tidak ada alasan tidak diteruskan. Tidak ada alasan apakah karena orang tuanya adalah polisi. Semua sama di depan hukum," kata Arist. 

Baca juga: Sempat Kabur karena Kasus Narkoba, Oknum Polisi di Lampung Menyerahkan Diri