PONOROGO, KOMPAS.com - Santri pondok pesantren asal Lamongan yang tergabung dalam Santri Tanggap Bencana (Santana) memberikan trauma healing untuk anak-anak korban tanah longsor di rumah pengungsian Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Jawa Timur, Jumat (7/4/2017).
Upaya pemulihan trauma itu dilakukan dengan aneka kegiatan anak-anak.
Selain trauma healing, Santana juga memberikan asupan makanan dan minuman bergizi bagi anak-anak pengungsi tanah longsor.
"Kegiatan ini untuk membantu mengatasi trauma anak-anak korban bencana tanah longsor ini kami mulai sejak Minggu ( 2/4/2017) kemarin. Setiap hari temanya berbeda-beda. Hari pertama temanya lingkungan dan hari kedua temanya kasih sayang dan hari ini temanya bela negara," ujar Wakil Koordinator Santana, Nurul Huda di lokasi bencana, Jumat ( 7 / 4 / 2017) siang.
(Baca: Dampak Longsor Ponorogo, Ujian Semester di SD Banaran Ditunda)
Menurut Huda, sekolah gembira itu akan dilaksanakan selama tujuh hari. Namun atas permintaan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak masa sekolah gembira diperpanjang sampai batas waktu tidak ditentukan.
"Kami siap sedia. Kalau anak-anak masih membutuhkan kami siap," jelas Huda.
Saat tiba di lokasi, kata Huda, tim Santana melihat kondisi anak-anak korban longsor sangat trauma.
Hal itu tampak dari mimik muka anak-anak yang cemberut bahkan ada yang menangis karena teringat orang tuanya hilang tertimbun tanah longsor.
Menurut Huda, setelah diedukasi dengan trauma healing yang terdiri dari berbagai macam kegiatan anak-anak kembali ceria.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.