Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Harumnya Padang Kasna, Bunga Pemberian Dewa di Kaki Gunung Agung

Kompas.com - 28/03/2017, 16:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Jika berkunjung ke Karangasem, Bali, tidak ada salahnya singgah di Temukus di Dusun Junggul, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, untuk menikmati pemandangan yang jarang ditemui.

Kebun Padang Kasna, namanya.

Di tempat ini, tanaman berwarna putih yang hanya tumbuh di kawasan kaki gunung Agung yang berhawa sejuk menghampar.

Untuk mencapai kebun ini memang butuh perjuangan karena harus melewati banyak jalan yang bercabang. Namun, bertanya kepada warga lokal ketika sudah sampai di Pura Besakih akan sangat membantu untuk mencapai Kebun Padang Kasna.

Jika beruntung, warga yang baik hati akan mengantarkan pengunjung langsung ke tempat tersebut.

"Kalau ke sana jangan tinggalkan sampah dan izin dengan pemilik kebun kalau mau masuk," kata seorang warga yang ditemui saat berkunjung ke Besakih, awal Maret.

Dari Pura Besakih, kurang dari 15 menit, pengunjung akan tiba di Temukus yang hanya dihuni oleh empat keluarga. Ada parkir khusus untuk kendaraan pengunjung. Dari situ, pengunjung perlu melanjutkan trekking ke Padang Kasna yang tersebar di lereng kaki Gunung Agung.

"Dulu banyak pengunjung yang datang dan masuk ke kebun tanpa izin. Tanamannya banyak diinjak-injak jadi rusak semua. Akhirnya kami mendampingi setiap pengunjung yang datang. Harus lewat satu pintu dan area kami pagar," tutur Nengah (39) yang menemani Kompas.com menuju Kebun Padang Kasna.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Nengah, seorang petani Bunga Kasna di Karangasem Bali
Selain itu, kini juga telah dibuat jalan setapak kecil di sela-sela kebun untuk pengunjung yang ingin foto di tengah-tengah hamparan padang kasna.

Nengah bercerita, bunga kasna dipercaya sebagai pemberian dari dewa. Pada zaman dahulu, masyarakat meminta kepada Sang Hyang Widi sesuatu yang indah.

Tiba-tiba saja muncul bunga yang berwana putih lalu oleh masyarakat bunga tersebut ditanam di bawah kaki Gunung Agung dan akan dipanen 6 bulan sekali menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

"Kasna hanya bisa tumbuh di Temukus saja. Ada yang mau menanam di daerah lain tidak bisa dan ini adalah berkah dari dewa untuk kami, warga Temukus," tuturnya.

Selain bunga kasna, ada beberapa bunga yang ditanam di lereng Gunung Agung. Bunga-bunga tersebut dipetik dan gunakan untuk sesaji upacara umat Hindu.

"Tiga batang kasna kami jual Rp 5.000 biasanya sudah ada pengepul dari kota yang datang ke sini," ucap Nengah.

Kasna juga memiliki aroma khas yang wangi bukan hanya saat kondisi segar tapi juga pada saat kering. Sebagian masyarakat ada yang menyebutnya dengan edelweiss Bali.

Ramainya masyarakat datang ke Kebun Padang Kasna, menurut Nengah, sudah sekitar tiga bulan terakhir.

Saat itu, ada pendaki Gunung Agung yang mengambil foto dengan latar belakang hamparan padang kasna yang ditanam oleh warga Temukus. Sejak saat itu, jumlah masyarakat yang datang semakin banyak.

"Yang datang masyarakat lokal saja. Jarang ada bule yang datang ke sini. Tapi kami bersyukur dapat tambahan uang dari tip yang diberikan pengunjung yang datang ke Kebun Padang Kasna yang kami tanam. Bukan hanya punya saya yang deket jalan tapi juga di sana, tapi agak jauh jalannya," ungkap Nengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com