Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Kondisi Semen Indonesia di Rembang Setelah Izinnya Dicabut

Kompas.com - 20/02/2017, 12:51 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Izin lingkungan pertambangan untuk PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang telah dicabut sebulan silam oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar memerintahkan agar pabrik semen tidak beroperasi lagi.

Pantauan Kompas.com pada pertengahan Februari 2017, pabrik semen di Kecamatan Gunem itu nyaris tidak beroperasi sama sekali. Tidak ada suara mesin besar yang dihidupkan.

Hanya ada puluhan pekerja yang lalu lalang bekerja melakukan perawatan. Jalan menuju pabrik dari Jalan Raya Rembang-Blora ini belum juga dibangun. Jalan saat ini masih berupa tanah perkerasan.

Sapi dan kerbau juga terlihat di sekitar jalan masuk menuju pabrik.

Untuk menuju pabrik, pengunjung harus melewati dua pintu penjagaan. Pintu masuk pertama berada di dekat lokasi tenda perjuangan.

Di lokasi itu masih ada bekas-bekas kayu dan sisa arang tenda yang dibakar warga setempat. Garis polisi terlihat di sejumlah lokasi tersebut.

Pintu kedua tepat berada di depan pabrik. Meski pabrik tidak beroperasi, pengamanan terhadap pabrik tetap dilakukan.

Petugas keamanan di pintu pertama maupun kedua akan bertanya maksud kunjungan ke pabrik.

Surat larangan pengoperasian pabrik Semen Rembang terpampang di depan pintu masuk.

Memasuki area pabrik, ada bangunan yang sudah mulai berlumut, terutama di bangunan utama atau cemen mill.

Suasana pabrik tampak sepi, tidak ada kendaraan berat yang berlalu lalang.

Head of Rembang Project Heru Indra mengatakan, pabrik semen tidak beroperasi selama satu bulan terakhir.

Pabrik hanya melakukan perawatan kecil agar mesin tidak mengalami kerusakan.

Pabrik semen Rembang telah mulai digunakan pada November 2016 dengan bahan baku dari Tuban, Jawa Timur. Kala itu, pabrik dioperasikan untuk mengetes mesin yang dipasang.

"Saat ini operasional dihentikan semua, sambil kita menunggu izin terbit dari bapak Gubernur," kata Heru.

Menurut Heru, mesin untuk pabrik semen didesain untuk bekerja selama 24 jam per hari. Semua mesin saat ini sudah terpasang, termasuk rotary kiln. Rotary kiln merupakan inti dari pabrik semen berupa pipa besar berdiameter 5,5 meter dan panjang 86 meter.

"Ini ibaratnya jantung dari pabrik semen. Rotary mengubah bahan baku menjadi setengah jadi," kata dia.

Ia menyebutkan, mesin akan cepat rusak bila lama tak digunakan, sama seperti mesin kendaraan jika dibiarkan tidak digunakan berbulan-bulan.

Sejumlah mesin lain juga tidak dioperasikan, antara lain cement mill atau tempat penggilingan semen dengan kapasitas 250 ton per jam, mesin long belt conveyor atau sirkuit sepanjang 3,8 kilometer untuk mengangkut material tambang ke pabrik.

Pabrik semen di Rembang didesain beroperasi awal Januari 2017 ini dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun.

Dari segi teknis, kata Heru, semua mesin harus dioperasikan karena sudah sesuai perencanaan dan perhitungan matang.

Jika mesin tidak beroperasi, pihak pabrik harus mengeluarkan biaya perawatan mesin. Uang perawatan akan membengkak jika pabrik tidak juga beroperasi.

"Kalau tidak digunakan maka harus ada biaya lebih untuk pemeliharaan. Tapi kalau beroperasi, mesin sudah panas sehingga tidak perlu lagi pemeliharaan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com