Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Hikmah di Balik Mahalnya Harga Cabai Menurut Mentan

Kompas.com - 23/01/2017, 17:33 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Melonjaknya harga cabai beberapa bulan belakangan sehingga menyumbang inflasi daerah yang cukup tinggi tak selalu harus disikapi dengan pesimistis.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ada hikmah di balik fluktuasi harga cabai akhi-akhir ini. Yakni dengan ditemukannya formulasi pemenuhan kebutuhan cabai di tingkat rumah tangga melalui Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam Cabai).

Melalui gerakan ini, diharapkan semua rumah tangga melaui Tim Penggerak PKK di daerah bisa menanam sendiri cabai.

Agar program itu berjalan efektif, pihaknya sudah mengadakan kerja sama dengan sejumlah pihak dan akan ada anggaran khusus. Namun Amran meminta kerja sama seluruh jajaran pemerintahan mulai dari gubernur, bupati/wali kota, camat hingga kepala desa/lurah untuk menyukseskan gerakan ini.

"Ke depan ada 44 BPTP seluruh Indonesia kami wajibkan untuk melakukan pembenihan. Benih cabai, benih bawang, benih sayur lainnya dan diberikan kepada masyarakat secara gratis," kata Amran di sela acara Pencanangan Gertam Cabai di Jawa Tengah di Kantor Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah, Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (23/1/2017) siang.

Amran menolak berpolemik tentang penyebab fluktuasi harga cabai apakah terletak pada masalah produktivitas atau masalah tata niaga. Ia menegaskan bahwa saat ini harga cabai besar dan cabai keriting di pasaran sudah turun di bawah harga normal.

"Tapi yang seksi beritanya adalah cabai rawit (setan)," imbuhnya.

Menurut Amran, Gertam Cabai dan komoditas lainnya ke depan tidak hanya menyelesaikan persoalan mahalnya harga cabai. Namun juga bisa menekan pengeluaran belanja rumah tangga tiap-tiap keluarga di Indonesia.

Bisa dibayangkan apabila pengeluaran Rp 1 juta bisa ditekan per bulan tiap rumah tangga, maka Rp 60 juta rumah tangga yang menanam cabai dan komoditas strategis lainnya akan mampu menekan biaya pengeluaran Rp 60 triliun.

"Kalau sepuluh bulan (berarti) Rp 600 triliun, ini luar biasa kalau ibu-ibu PKK bergerak dan ini adalah solusi permanen. Bukan hanya cabai, tapi juga ayam kita berikan juga, sayur, jadi bukan cabai saja" tandasnya.

Lalu bagaimana dengan cabai-cabai produksi para petani jika kebutuhan cabai di tingkat rumah tangga bisa terselesaikan dengan Gertam Cabai ini.

Amran mengatakan, khusus untuk cabai produksi para petani akan dipakai untuk mencukupi kebutuhan pasar luar negeri. Termasuk untuk mencukupi kebutuhan pada bulan puasa dan hari raya.

"Jadi ada hikmahnya cabai rawit ini naik bisa memberikan solusi permanen, bukan solusi sementara. Nantinya tentu cabai-cabai yang dari petani itu persiapan untuk ekspor," pungkasnya.

Sekadar diketahui, BPTP pusat ditugaskan oleh Kementan untuk mendukung Gertam Cabai ini dengan menyediakan sebanyak 10.000 bibit berbagai jenis sayur dan buah-buahan tertentu di masing-masing Pusat Penelitian Komoditas di lingkungan unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan.

Sedangkan di masing-masing BPTP di tiap-tiap provinsi se Indonesia menyediakan 25.000 bibit cabai untuk ditanam di pekarangan rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com