Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Senjata Berganti Kapur Tulis...

Kompas.com - 15/12/2016, 07:01 WIB
Masriadi

Penulis

Saat murid berbicara dan menimbulkan bunyi gaduh, Sagita pun berusaha menenangkannya. Bukan dengan memarahi, melainkan dengan nasihat dan ajakan lembut.

Para murid pun diam, mata mereka fokus ke arah papan tulis. Pelajaran hari itu pun dilewati dengan menyenangkan. Sesekali tawa pecah di bawah tenda itu.

"Saya senang bisa membantu, paling tidak bisa membuat mereka tertawa," kata Sagita.

Komandan Korem 011 Lilawangsa Kolonel Inf Agus Firman Yusmono menyebutkan, TNI membantu mendirikan sekolah lapangan itu. Ia menilai bahwa anak-anak korban gempa tetap perlu bersekolah.

"Tak perlu pakai seragam, yang penting sekolah itu, agar trauma mereka pasca-gempa hilang," kata dia.

Prajurit yang menjadi guru itu diseleksi berdasarkan pengetahuan serta kemampuan mengajar. Yang tak kalah penting, mereka juga punya kemampuan menyenangkan anak-anak. Selain mengajar, tugas mereka juga menghilangkan perasaan trauma akan bencana.

Menurut Agus, sebelum seluruh sekolah siap dengan guru dan muridnya, TNI harus siap sedia membantu menjadi "guru" bagi anak-anak. Prajurit yang ditunjuk akan meninggalkan senjata di barak dan memegang kapur di sekolah lapangan.

Sekolah rusak

Data Dinas Pendidikan Pidie Jaya menunjukkan, sebanyak 84 sekolah rusak parah akibat gempa di Pidie Jaya. Dari jumlah itu, 60 unit di antaranya merupakan sekolah dasar, 4 unit sekolah menengah kejuruan, 15 unit sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas 5 unit.

"Jumlah itu belum termasuk madrasah yang berada di bawah Kementerian Agama. Jika digabung antara sekolah umum dan sekolah agama, tentu jumlahnya 100 lebih sekolah yang rusak parah," kata Kepala Dinas Pendidikan Pidie Jaya Saiful Rasyid.

Dia mengakui, perlu 30 lebih tenda untuk sekolah lapangan. Saat ini baru tersedia empat tenda untuk sekolah lapangan.

Saiful sudah laporkan hal ini ke Badan SAR Nasional dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Dalam waktu dekat, akan ada tenda baru agar anak-anak bisa sekolah lagi.

Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Pidie Jaya pada 9 Desember 2016 mengatakan agar anak-anak korban bencana bisa terus menimba ilmu.

"Jangan sampai bencana ini membuat anak-anak tak sekolah. Harus segera didirikan tenda untuk bisa sekolah," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com