BANDUNG, KOMPAS.com – Banyaknya peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang menunggak pembayaran iuran menjadi salah satu kendala bagi BPJS Kesehatan Jawa Barat. Jumlahnya pun mencapai ratusan miliar rupiah.
"Terhitung besar (tunggakan) Rp500 miliar. Tunggakan terbesar berasal dari peserta mandiri,” ujar Kepala Divisi Regional BPJS Kesehatan Jabar Mohammad Edison kepada Kompas.com, Minggu (13/11/2016).
Edison menjelaskan, beberapa peserta ada yang menurunkan kelasnya dari kelas 1 ke kelas 3 karena kemampuan biayanya. Hal itu lebih bagus karena dilaporkan ke kantor BPJS daripada tidak ada pemberitahuan sama sekali.
Hingga Oktober lalu, tingkat kepesertaan BPJS Kesehatan Jabar mencapai 68 persen. Dari total penduduk Jabar, jumlah kepesertaan itu mencapai 28.414.936 orang.
Edison mengatakan, dari 27 kota/kabupaten se-Jabar itu, sebanyak 24 daerah kini terintegrasi dalam kepesertaan penerima bantuan iuran (PBI) APBD.
"Untuk tiga kabupaten lainnya, kini masih dalam proses persiapan dan pendekatan kepesertaan PBI," tuturnya.
Menurut dia, saat ini kepesertaan PBI APBD Jabar sebanyak 1.486.629 jiwa. Secara keseluruhan, peserta PBI yang didaftarkan kabupaten/kota di Jabar dam kepesertaan PBI APBN sebanyak 15.575.359 jiwa.
Edison menjelaskan, mulai Oktober ini BPJS Kesehatan melakukan perekrutan kader Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Khusus untuk ini, pihaknya melakukan perekrutan yang dilaksanakan di lima wilayah kantor cabang Divisi Regional V, yakni Bandung, Karawang, Cirebon, Sukabumi, dan Tasikmalaya.
"Jumlah kader total keseluruhan ini sebanyak 94 orang sesuai dengan pesyaratan untuk menjadi kader JKN-KIS. Mereka bertugas membantu proses pendaftaran, sosialisasi kepada masyarakat dam penduduk serta proses penagihan iuran peserta JKN-KIS," tuturnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan