Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Tulis Asal Thailand Ini Terinspirasi dari Hutan Hujan Tropis

Kompas.com - 10/10/2016, 17:35 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pameran Arteastism #2 yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, juga diikuti oleh karya seni rupa seniman dari Thailand, yaitu dari Yala Rajabhat University.

Salah satu seni rupa yang ditampilkan adalah batik. Ada berbagai motif batik. Di antaranya batik bermotif kupu-kupu dan dedaunan.

Batik-batik itu ditampilkan di sela karya seni rupa seniman Indonesia.

Nantha Rojana, pembatik motif kupu-kupu dan dedaudan yang juga dosen di Yala Rajabhat University menjelaskan, motif batik yang dibuatnya terinspirasi dari hutan di Lumpaya, sebuah lembah yang ada di Yala, Thailand.

Di hutan itu, tumbuh berbagai aneka hayati. Kupu-kupu beterbangan seiring dengan tumbuhnya berbagai macam jamur.

"Batik yang dipamerkan di sini terinspirasi dari hutan hujan tropis di Thailand. Saya bikin batik dengan menggambar langsung atau batik tulis," katanya di sela pameran, Senin (10/10/2016).

Ia mengaku sudah sering keliling ke sejumlah negara untuk melihat karya batik tulis di sana. Termasuk batik di Malaysia dan di Indonesia.

Untuk batik di Indonesia, ia mengaku sudah pernah ke Pekalongan, Yogyakarta, Cirebon dan Solo untuk melihat motifnya di daerah tersebut.

"Menurut saya batik Indonesia bagus. Saya punya satu buku tentang batik Indonesia," ungkapnya.

Nantha mengaku sudah banyak pembatik di Thailand. Termasuk pembatik di daerah Pukhet dan Ciang Mai. Ia mengaku mulai mencitai batik sejak 47 tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com