SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak bersedia menjadi juru kampanye (jurkam) untuk pasangan cagub dan cawagub DKI yang diusung PDI-P, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, pada Pilgub DKI tahun depan.
Risma beralasan, di akhir tahun dia sangat sibuk dalam pekerjaannya sebagai Wali Kota Surabaya.
"Saya tak kerja dulu, akhir tahun ini saya sangat sibuk. November nanti Surabaya dapat penghargaan dari Dubai," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Jumat (23/9/2016) sore.
Baca juga: PDI-P Usung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI, Pendukung Risma Kecewa
Berstatus sebagai jurkam nasional PDI-P, Risma sebelumnya mengaku hanya bertugas untuk daerah Papua dan Aceh.
"Di Papua, saya berkampanye mulai pagi sampai pagi lagi, di Papua calonnya juga baik, saya titip agar diperhatikan pendidikan anak-anak," jelas Risma.
Saat dikonfirmasi, Wakil Ketua PDI-P Surabaya Adi Sutarwiyono mengaku belum mendapatkan surat dari DPP PDI-P perihal permohonan menjadi jurkam untuk Pilgub DKI kepada Risma.
"Biasanya ada surat yang ditembuskan kepada DPC PDI-P Surabaya dari DPP soal permohonan jurkam," katanya.
Baca juga: Risma: Jangan Ada Lagi Pertanyaan soal Pilkada Jakarta
Sebelumnya, nama Risma sempat masuk ke bursa cagub DKI yang akan diusung PDI-P dalam Pilgub DKI 2017. Namun, kemudian PDI-P memutuskan memilih pasangan petahana, Ahok-Djarot.
Baca juga: Ahok-Djarot Bertekad Menangkan Pilkada DKI Satu Putaran
Rabu (21/9/2016) lalu, keduanya resmi mendaftar ke KPUD DKI Jakarta.