Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diajak Berdemo Tuntut Kembalikan Lahan, 7 Anak Terserang Penyakit

Kompas.com - 05/09/2016, 15:09 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Kondisi puluhan warga yang menjadi korban sengketa lahan dengan salah satu perusahaan di Bima NTB cukup memprihatinkan. Tercatat, sudah 35 orang terjangkit berbagai penyakit, seperti gangguan pencernaan dan infeksi saluran pernapasan.

Puluhan korban kini mendapat perhatian serius dari Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri dengan menurunkan tim medis dari RSUD setempat untuk memeriksa warga yang sudah 15 hari menginap kawasan eks kantor Bupati Bima tersebut.

Mereka mendapat perawatan langsung oleh tim dokter di tempat mereka menginap. Satu per satu pasien dimasukkan ke mobil ambulans untuk diperiksa secara bergilir.

"Hingga saat ini sudah 35 orang terjankit penyakit yang berbeda. Antara lain, menderita infeksi saluran pernapasan dan ganggun pencernaan. Selain itu, ada juga pasien yang mengalami gatal-gatal. Pasien sebagian besar merupakan orang dewasa dan anak-anak," kata dr Muhamad Akbar di sela-sela pemeriksaan pasien, Senin (5/9/2016).

Dari 35 pasien yang diserang penyakit tersebut, terdapat 7 anak-anak berusia 1 hingga 7 tahun mengalami gangguan pencernaan.

“Dari 7 anak-anak itu rata-rata mengalami diare, saat ini sudah diberikan pengobatan secara gratis,” ujar Akbar.

Selain itu, ada 1 korban telah dirujuk ke RSUD Bima untuk mendapat pertolongan medis. Seorang ibu rumah tangga yang berusia 40 tahun itu mengalami gangguan ginjal, sehingga harus dirawat secara intensif.

Menurut akbar, kondisi tempat tidur yang tidak memadai, tidak ada kelambu dan tak ada obat nyamuk menjadi penyebab warga tersebut mudah diserang penyakit.

“Mungkin tempat mereka berteduh di sini kurang memadai dan makan minum yang kurang idealis, sehingga mereka mudah terkena penyakit pencernaan, gatal-gatal dan penyakit pernapasan,” sebut Akbar.

Puluhan pasien tersebut merupakan warga asal Desa Oi Katupa, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, yang berunjuk rasa menuntut pengembalian lahan yang telah diserobot oleh salah satu perusahan di daerah itu.

Demi mengembalikan lahan yang kini dikuasai oleh Perusahaan, mereka relah berjalan kaki dari kampung halamanya selama 3 hari 3 malam dengan jarak sejauh 200 kilometer.

Baca juga: Tuntut Kembalikan Tanah, Ibu-ibu Jalan Kaki 200 Km dan Tidur Beralaskan Terpal

Selama 15 hari di Kota Bima, mereka tidur di atas tanah beralaskan terpal di sebuah tendah berukuran 10x5 meter yang mereka bangun di kawasan eks kantor bupati yang terbakar beberapa tahun silam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com