RUTENG, KOMPAS.com - Rute hari pertama Labuan Bajo-Ruteng seakan menjadi neraka bagi para peserta "Jelajah Sepeda Flores Timor" yang diselenggarakan Harian Kompas.
Di hari pertama yang berlangsung Sabtu (13/8/2016) pagi, banyak peserta yang dievakuasi karena tak kuat dengan "suguhan" tanjakan yang bertubi-tubi.
Betapa tidak, 65 persen rute Labuan Bajo-Ruteng merupakan tanjakan terjal. Para pesepeda harus melewati dua puncak bukit sebelum tiba di Ruteng.
Meski diselingi turunan saat memasuki Ruteng, tenaga para peserta tentu telah terkuras. Akhirnya, kebanyakan dari mereka tak mampu melanjutkan perjalanan. Apalagi, suhu udara mencapai 40 derajat celcius.
Terlebih sebelum memasuki Ruteng yang terletak di ketinggian 1200 mdpl, peserta kembali dihajar tanjakan terjal menuju puncak bukit terakhir yang memisahkan Ruteng dan Manggarai Barat.
Namun setelah melahap tanjakan terjal pertama, yakni di Lempor, -sebelum para peserta dievakuasi massal, mereka sempat menikmati bentang alam khas Flores yang terdiri dari persawahan dan perbukitan.
Bahkan, di puncak bukit pertama dan kedua terlihat keseluruhan bentang alam mulai dari perbukitan hingga laut lepas.
Banyak peserta yang melepas lelah sembari berfoto bersama.
Usai mendaki bukit pertama di Lempor, jalanan cenderung mendatar. Pemandangan di kanan kiri yang diapit persawahan serta perbukitan juga menjadi penyejuk mata bagi peserta.
Sayang angin berhembus kencang dari arah depan, sehingga memperberat kayuhan pedal. Para peserta pun beramai-ramai dievakuasi oleh mobil panitia.
Meski peluh memenuhi gurat wajah peserta, mereka tetap menikmati rute hari pertama yang "super berat".
Agus Hermawan peserta asal Jakarta mengaku meski rute sangat berat, keramahan warga yang menyambut di sepanjang perjalanan menjadi penyemangat tersendiri.
Ya, warga di pinggir jalan selalu mengucapkan salam saat kami menyusuri jalanan. Bahkan sekadar mampir untuk beristirahat pun mereka menerima kami dengan ramah.