JAYAPURA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jayapura mengembangkan program Kampung Industri di daerah Skouw Sae, Distrik Muara Tami, sejak tahun 2015 lalu. Skouw Sae merupakan salah satu wilayah Jayapura yang berbatasan langsung dengan negara Papua Niugini.
Dalam program tersebut, dua kelompok wanita yang membuka industri mikro pembuatan piring anyaman dari daun kelapa dan bahan baku tepung sagu.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Jayapura Robert Awi di Jayapura, Papua, Jumat (22/7/2016) mengatakan, dua industri rumah tangga yang dikembangkan pihaknya di Skouw Sae adalah pembuatan piring dari hasil anyaman daun kelapa dan bahan baku sagu yang dijadikan tepung.
“Produk-produk piring anyaman dari Skouw Sae langsung dijual di sejumlah outlet milik kami di Bandara Sentani dan sejumlah pasar tradisional di Jayapura,” kata Robert.
Ahmad Syaiful selaku Pelaksana Teknis Kegiatan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Jayapura, menyebutkan, pihaknya menerjunkan langsung tenaga pendamping untuk memberikan pembinaan bagi kedua kelompok tani tersebut dan memberikan peralatan untuk membuat tepung sagu.
“Dengan adanya tenaga pendamping, produk yang dihasilkan dalam program Kampung Industri di Skouw Sae berkualitas baik dan sesuai dengan standar,” tuturnya.
Fransina Mallo, salah seorang tokoh masyarakat di Skouw Sae mengatakan, Kampung Industri sangat bermanfaat bagi para ibu.
“Selama ini mereka hanya mengurus suami dan anak di rumah. Dengan mengeluti kedua usaha ini, mereka mendapatkan tambahan penghasilan,” tutur Fransina.