Kepala MAN 1 Medan Ali Masran Daulay membantah, pihaknya disebut mempersyaratkan "uang pelicin".
"Itu adalah berita yang tidak benar. Setelah pengumuman, orangtua minta supaya dibuka kelas tambahan. Mereka ngotot anaknya harus masuk ke MAN 1. Sudah saya bilang kepada mereka, itu gak boleh. Tapi, mereka tetap ngotot," ujarnya, saat ditemui di ruangannya di MAN 1 Medan, Jalan Williem Iskandar, Selasa (28/6).
Jadi, menurut dia, besaran uang tersebut telah disepakati para orangtua yang ingin anaknya tetap bersekolah di MAN 1 Medan setelah dinyatakan tidak lulus seleksi. Ali mengatakan, karena banyak orangtua siswa yang ngotot, pihak komite MAN 1 kemudian mengakomodir permintaan mereka hingga disepakati untuk membangun dua kelas tambahan.
"Jadi itu (Rp 11 juta) hasil kesepakatan mereka dengan komite, bukan saya yang mematok. Kalau niat kami cuma ingin mencerdaskan bangsa," katanya.
Ali juga membantah pihaknya mematok uang Rp 6 juta untuk seragam dan buku ajar kepada para siswa yang dinyatakan lulus. Ia mengatakan, pembelian seragam dan buku ajar tidak diwajibkan.
Berita ini telah tayang di Tribun Medan, Selasa (28/6/2016), dengan judul: Ali Bantah Ada "Uang Pelicin"