Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Beberapa Lokasi Bencana di Sulawesi Utara

Kompas.com - 21/06/2016, 21:21 WIB

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Sulawesi Utara sejak Senin (20/6/2016) dini hari mengakibatkan bencana alam, mulai banjir bandang, tanah longsor, hantaman ombak, tiupan angin kencang hingga kecelakaan.

Hingga Selasa (21/6/2016) malam, hujan masih terus turun di beberapa wilayah, termasuk Manado hingga ke Minahasa, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow dan Kotamobagu. Di Manado, listrik bahkan padam di beberapa lokasi.

"Di Tahuna malam ini masih gerimis. Angin sudah berhenti. Longsor terjadi di Apengsembeka, Mahena, Kolongan dan Akembawi. Jaringan seluler mati. Kota Tahuna sunyi, tapi ada supermarket yang masih buka tadi pukul 19.00. Selebihnya tutup sejak sore," ujar Dekrit Gampamole, seorang dokter yang bertugas di Tahuna saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Tahuna di Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan wilayah terdampak cuaca buruk terparah dibandingkan kabupaten lain. Banjir bandang dan tanah longsor menghantam wilayah ini.

Di Apengsembeka terdata enam rumah rusak berat, dua orang meninggal dunia, yakni Rilna Akumanis (66) dan Moe Gagaube (46).

Tanah longsor juga terjadi di Kelurahan Tapuang, Kecamatan Tahuna Timur, yang mengakibatkan tiga rumah rusak berat, satu orang ibu rumah tangga Leni Malangsiang (45) tertimbun material longsor.

Tanah longsor juga menutupi badan jalan raya di Kelurahan Mahena, Kecamatan Tahuna.

Sementara di Kelurahan Kolongan Beha, Kecamatan Tahuna Barat, banjir dan tanah longsor mengakibatkan sembilan rumah rusak berat.

Jalan Poros Tahuna-Manganitu-Tamako di beberapa titik tepatnya di ruas Jalan Desa Kauhis, Desa Bahoi, Desa Paghulu, Desa Towoali di Kecamatan Manganitu serta Desa Lesa di Kecamatan Tahuna Timur juga telah terjadi longsor dan pohon tumbang yang menutupi badan jalan.

Hujan deras disertai angin kencang serta golombang tinggi juga melanda Desa Lobbo, Kecamatan Beo, Kabupaten Talaud. Akibatnya, perahu pajeko dan dua perahu pambut hancur dihantam ombak.

Gelombang laut tinggi yang masih terjadi di wilayah Nusa Utara telah memaksa pihak otoritas pelabuhan Manado menutup seluruh rute pelayaran dari Manado ke Sitaro, Sangihe dan Talaud.

Ombak dan tiupan angin kencang juga membuat sembilan rumah di Borgo, Tombariri, Minahasa, hancur dihantam ombak besar dan disapu angin kencang.

Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow juga tidak luput dari dampak cuaca buruk. Longsor dilaporkan telah terjadi di Desa Lobong, Lolak.

Di Kelurahan Pakadoodan, Kota Bitung, sebuah rumah tertimpa pohon besar yang tumbang, dan mengakibatkan kerusakan berat.

Di Minahasa Selatan, material longsor di daerah Raanan Baru, Kecamatan Tondei sudah sampai di badan jalan dan menyebabkan warga yang melintas harus ekstra hati-hati karena ada beberapa titik terjadi penyempitan jalur.

Waspada

Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu mengimbau masyarakat agar selalu waspada.

"Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Mari kita menjaga rumah dan lingkungan kita. Jika terjadi situasi yang berbahaya segera laporkan kepada pemerintah desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah nanti siap membantu," ujar Paruntu.

Curah hujan dan angin kencang juga terjadi di Kabupaten Sitaro, dan melanda Desa Kinali, Siau Barat Utara, yang mengalami longsor, sehingga 23 kepala keluarga harus diungsikan di gedung Gereja Kampung Mini.

Dua jembatan utama di Kinali yang menghubungkan Kecamatan Siau Barat Utara dengan Kecamatan Siau Barat dan Kecamatan Siau Timur, putus.

Di Manado, seorang warga tewas saat mobil yang ditumpangi bersama keluarganya tertimpa pohon dan tiang listrik yang tumbang.

Sementara nelayan tradisional tidak bisa melaut, sebuah kapal tongkang terdampar akibat terseret ombak besar di Sindulang Dua.

Di Malalayang, beberapa rumah juga dilaporkan rusak tertimpah pohon. Begitu pula di Kombos, rumah milik Marthendatu Carlos tertimbun tanah longsor.

"Kami terus bersiaga dan mengantisipasi kondisi yang lebih parah jika hujan tidak berhenti," ujar Epner, warga Tuminting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com