Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deddy Mizwar Sebut Banyak Pabrik Nakal Buat Instalasi Limbah “Siluman”

Kompas.com - 21/06/2016, 16:27 WIB
Reni Susanti

Penulis

Anang pun mengakui lemahnya penegakan hukum menjadi persoalan utama sehingga industri tidak menghentikan pembuangan limbah yang serampangan. Anang menyebut, dua tahun lalu industri yang nakal ini telah disidik oleh penyidik dari Kepolisian Daerah (Polda) Jabar. Namun, hingga saat ini pihaknya tidak mengetahui hasil penyidikan tersebut.

"Progresnya sampai mana? Kami ingin tahu. Tapi saya tahu ada yang sudah diturunkan (statusnya) tanpa kesepakatan dengan kami," katanya.

Sementara itu, Direktur PT SUM David membantah jika perusahaanya merusak lingkungan. IPAL milik perusahannya pun beroperasi dengan baik. Bahkan dia mengaku selalu melakukan konsultasi dengan BPLH Kabupaten Bandung terkait instalasi tersebut.

"Itu enggak benar. Limbah disini dikelola dengan benar," ucapnya.

David juga menyebutkan bahwa instalasi milik perusahaannya itu digunakan oleh pabrik lain. Tiap tahun, instalasi miliknya selalu ditambah kualitas dan kapasitasnya.

"Biayanya cukup mahal sampai Rp3 miliar. Jadi enggak benar kalau dibuang langsung," tuturnya.

Senada dengan David, Kepala Departemen Engginering Rudi Guntoro menyebutkan, air pengolahan limbah terlihat hitam itu bukan airnya tapi dasar kolam yang memang hitam.

"Kalau diangkat itu airnya jernih," ucapnya.

Dia mengungkapkan, limbah yang diolah di instalasi milik perusahaanya itu rata-rata 50 meter kubik/jam. Limbah itu bekas pewarabaan kain.

"Tiap hari tiap bulan kita laporkan ke kabupaten," tandasnya.

(Baca juga: Kota Bandung Dinilai Paling Buruk Tangani Limbah Industri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com