BANTUL,KOMPAS.com - Dilihat sepintas, klinik di Dusun Sumberan Nomor 297 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Jogyakarta, ini sama dengan yang lainya.
Namun, ada satu yang membedakan. Klinik yang didirikan pada tahun 2012 ini tidak memungut biaya kepada warga miskin ketika mereka berobat.
"Saya mendirikan klinik ini tahun 2012. Ini rumah saya," ujar dokter Ferihana, saat ditemui di di kliniknya Dusun Sumberan Nomor 297 Ngestiharjo, Sabtu (23/04/2016).
Ferihana menyampaikan, kliniknya ini sebenarnya sama dengan yang lainya. Namun, ada perbedaanya yakni kepada setiap warga miskin yang tidak mampu, tidak di pungut biaya.
"Tidak dipungut biaya, mereka serelanya saja memasukan ke kotak infak. Kalau tidak punya uang, ya tidak memasukan juga tidak apa-apa," tegasnya.
Berdirinya klinik gratis ini, berawal dari keprihatinan Ferihana. Ia melihat warga miskin cenderung enggan berobat karena tidak memiliki uang.
Dari keprihatinan itu, dokter lulusan Universitas Islam Indonesia (UII) ini lantas berinisiatif membuka klinik dirumahnya.
"Sudah orang tidak punya, sakit berobat biayanya mahal, kan bukan malah sembuh tapi bisa tambah sakit. Saya pengen membantu warga miskin dengan membuka klinik ini," katanya.
Diakuinya, sejak kecil kakek dan ayahnya telah mengajarkan agar dirinya menjadi pribadi yang memiliki jiwa sosial. Membatu sesama, terlebih orang yang tidak mampu.
"Ini (membuka klinik gratis bagi warga miskin) sudah menjadi panggilan hati," ucapnya. Menurutnya, pembiayaan klinik yang dibangunnya ini dengan cara subsidi silang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.