"Gratis, tapi warga kadang memberikan kami buah mangga. Katanya (pasien), mangga di depan rumahnya lagi berbuah," ceritanya sambil tertawa.
Ke depan, dokter kelahiran Yogyakarta pada 19 Februari 1981 ini memiliki cita-cita, jika ada rejeki, akan mengembangkan kliniknya menjadi lebih besar lagi.
Bahkan Ferihana ingin di kliniknya ada ruangan rawat inap khusus bagi warga miskin.
"Warga miskin kan kasihan kalau harus rawat inap, biayanya kan bisa 1jutaan. Kalau disini ada rawat inap kan bisa membantu warga miskin," pungkasnya.
Saat ditemui di rumahnya dan dipotret, selain mengenakan baju dokter, berwarna putih, ia juga mengenkan cadar warna merah jambu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.