Muhammad yang baru tiga bulan menjabat kepala Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, diduga menampar wajah Sahrul (17) dan melempar korban dengan bambu.
Tak hanya itu, pelaku juga membentak orangtua bocah itu dan menantangnya jika ingin mengadu ke polisi.
Syahrul menjelaskan, pada Rabu malam (16/3/2016) sekitar pukul 23.00 Wita, dia berselisih paham dengan salah seorang anak remaja di Dusun Lemo Baru. Konflik kedua remaja itu sempat didamaikan oleh warga dan tokoh masyarakat setempat agar kasus ini tak berlanjut.
Kedua belah pihak yang bertikai pun membubarkan diri dan pulang ke dusun masing-masing. Saat Sarhul sedang berkumpul bersama teman-temannya di depan masjid tak jauh dari rumahnya, tiba-tiba didatangi pelaku yang belakangan baru tahu soal percekcokan dua remaja di desanya itu.
Tanpa banyak bertanya, sang kepala desa langsung memanggil Sahrul lalu menggampar pipi dan telinga korban. Karena berusaha lari, korban mengaku sempat dilempari sebilah bambu oleh kepala desanya sambil mencak-mencak.
"Saya ditampar pak, kemudian dilempar pakai bambu karena saya lari setelah ditampar," tutur Sahrul sambil memperlihat bagian wajahnya.
Sahrul dan keluarganya semula hendak mendiamkan kasus ini meski ia menjadi korban penganiayaan kepala desa. Namun ia dan keluraganya tak bisa terima karena esok harinya setelah kejadian, sang kepala desa kembali mendatangi rumah korban sambil mencak-mencak dan menantang keluarga Sahrul untuk melaporkan tindakannya ke polisi.
“Coba laporkan, kalau kau tidak laporkan, saya yang akan melaporkan kau ke polisi,” Yadri, paman Sahrul, menirukan ucapan pelaku.
Yadri saat itu mendampingi keponakannya melapor ke polisi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.