Subari mengatakan, dia bersama dengan Muspika Mertoyudan dan pemerintah desa setempat menjemput Adi di Solo pada 1 Februari 2016 lalu. Namun Adi belum diperbolehkan pulang sebelum menjalani karantina di penampungan eks Gafatar di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tanjung Muntilan.
“Kami kalut dan khawatir terlebih saat ada kabar peristiwa kebakaran di permukiman Gafatar di Mempawah, Kalimantan Barat. Kami bersyukur ternyata Adi memberi kabar jika ia baik-baik saja," ucapnya.
Setelah anaknya pulang, dia sempat mendampingi Adi untuk berdiskusi bersama dengan tokoh agama. Dalam diskusi ini, akidah Adi dan pemahaman agamanya dikembalikan agar dia bisa kembali hidup normal sesuai dengan ajaran agamanya.
“Kami terus membimbing dan mendampinginya. Adi juga sempat sakit tipus selama sebulan karena kecapekan,” katanya.
Kini, pihak keluarga semakin optimistis bahwa Adi Kurniawan akan dapat meraih cita-citanya setelah melihat perubahan yang baik pada dirimya. Keluarga dan lingkungan pun ikut mendukung keputusan Adi agar kembali hidup berdampingan dengan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.