Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertagas Bangun Pusat Rehabilitasi Satwa Primata Endemik Jabar

Kompas.com - 05/03/2016, 08:12 WIB
Reni Susanti

Penulis

Kepala Balai Besar KSDA Jabar Sylvana Ratina menyambut baik niat PT Pertagas membangun PRS.

"Saya senang sekali, ada perusahaan yang ingin berpartisipasi dalam konservasi satwa yang hampir punah," ujarnya.

Ia juga setuju satwa yang dipilih untuk dikonservasikan adalah jenis primata.

"Karena perdagangan dan eksploitasi Satwa Primata Jawa Barat di alam makin marak, termasuk Surili di dalamnya," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut.

Dia meyakini, komitmen Pertagas dalam program konservasi ini sudah tidak perlu diragukan lagi.

"Nama besar Pertamina Gas sudah jadi jaminannya," ujarnya.

Pihaknya berharap akan banyak perusahaan lain yang mencontoh Pertamina Gas untuk membuat program serupa sebagai bentuk kepedulian terhadap program pemerintah, khususnya konservasi satwa yang terancam punah.

Surili mempunyai bentuk dan ukuran tubuh berkisar antara 42-61 cm. Secara proporsional, ekor Surili umumnya lebih panjang daripada panjang badan, yaitu berkisar antara 50-85 cm.

Berat tubuh Surili dewasa rata-rata antara 5-8 kg dan memiliki warna tubuh keabuan pada bagian belakang (dorsal), putih pada bagian depan (ventral) dan abu gelap pada jambul.

Bayi Surili yang baru lahir umumnya berwarna putih terang sepert kapas dan akan berangsur berubah keabuan seiring bertambahnya usia.

Wajah Surili termasuk cantik dengan warna pipi gelap serta bibir yang kemerahan.

Surili tersebar di 34 blok kawasan hutan di Jawa Barat mulai dari kawasan hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan hingga ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (dpl).

Namun, saat ini dengan semakin berkurangnya kawasan hutan di Pulau Jawa, kemungkinan besar populasi Surili di alam pun telah hilang dari beberapa kawasan sebaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com