Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2016, 10:56 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com — TNI AU mengerahkan pesawat Boeing 737-200 untuk memantau dampak gempa bumi di Mentawai, Sumatera Barat, yang terjadi pada Rabu (2/3/2016) malam.

"Terkait dengan gempa yang terjadi semalam di Mentawai, TNI AU akan mengirimkan pesawat untuk mengamati pada hari ini. Rencananya, pesawat akan mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Mayor Rizwar, di Pekanbaru, Kamis (3/3/2016).

Mayor Rizwar mengatakan, pesawat Boeing 737-200 berasal dari Skuadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Misinya adalah untuk memantau dari udara apakah ada dampak dari gempa. Untuk landing (pendaratan) di Lanud RSN, kami masih menunggu info lebih lanjut," ujarnya.

Sebelumnya, gempa telah terjadi pada Rabu pukul 19.49 WIB dengan kekuatan 7,8 SR di perairan Mentawai dan berpotensi tsunami.

Namun, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, peringatan dini tsunami dicabut pada pukul 22.34 WIB.

"Dengan demikian, masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan tenang. Tidak perlu takut, dan kondisi aman," ujar Sutopo.

Dia mengatakan, gelombang efek gempa terdeteksi di Pulau Cocos setinggi 10 cm pada pukul 21.15 WIB, dan di Padang setinggi 5 cm pada pukul 21.40 WIB.

Dia mengatakan, posko BNPB telah dapat berkomunikasi dengan BPBD Mentawai dengan radio komunikasi. Kondisi masyarakat dilaporkan aman. Masyarakat telah berada di tempat-tempat yang aman.

"Masyarakat di Sikakap, Pagai Selatan, Sipora, Siberut, dan Kepulauan Mentawai lain dalam kondisi aman dan mengungsi di tempat yang tinggi," katanya.

Daerah-daerah di pulau dan sepanjang pantai barat Sumatera, seperti Nias Selatan, Nias, Simeuleu, Aceh Singkil, Aceh Barat, Muko-Muko, daerah di sepanjang Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung dilaporkan aman.

"Tidak ada korban jiwa, kerusakan bangunan dan tsunami tidak terlihat di pantai. BMKG Sumbar telah mencabut peringatan tsunami untuk 15 daerah sejak pukul 21.30 WIB," ujarnya.

Masyarakat di Kota Padang dan sebagian di pesisir barat Sumatera merespons peringatan tsunami dengan evakuasi di shelter tsunami.

Sebelumnya, BNPB membangun beberapa shelter dan telah digunakan masyarakat untuk evakuasi. Selain itu, warga juga memanfaatkan atap masjid, gedung bertingkat, sekolah, dan lainnya.

Di beberapa tempat, kepanikan terjadi, demikian halnya kemacetan arus lalu lintas karena banyak masyarakat yang membawa kendaraan bermotor.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com