"Terkait dengan gempa yang terjadi semalam di Mentawai, TNI AU akan mengirimkan pesawat untuk mengamati pada hari ini. Rencananya, pesawat akan mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Mayor Rizwar, di Pekanbaru, Kamis (3/3/2016).
Mayor Rizwar mengatakan, pesawat Boeing 737-200 berasal dari Skuadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Misinya adalah untuk memantau dari udara apakah ada dampak dari gempa. Untuk landing (pendaratan) di Lanud RSN, kami masih menunggu info lebih lanjut," ujarnya.
Sebelumnya, gempa telah terjadi pada Rabu pukul 19.49 WIB dengan kekuatan 7,8 SR di perairan Mentawai dan berpotensi tsunami.
Namun, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, peringatan dini tsunami dicabut pada pukul 22.34 WIB.
"Dengan demikian, masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan tenang. Tidak perlu takut, dan kondisi aman," ujar Sutopo.
Dia mengatakan, gelombang efek gempa terdeteksi di Pulau Cocos setinggi 10 cm pada pukul 21.15 WIB, dan di Padang setinggi 5 cm pada pukul 21.40 WIB.
Dia mengatakan, posko BNPB telah dapat berkomunikasi dengan BPBD Mentawai dengan radio komunikasi. Kondisi masyarakat dilaporkan aman. Masyarakat telah berada di tempat-tempat yang aman.
"Masyarakat di Sikakap, Pagai Selatan, Sipora, Siberut, dan Kepulauan Mentawai lain dalam kondisi aman dan mengungsi di tempat yang tinggi," katanya.
Daerah-daerah di pulau dan sepanjang pantai barat Sumatera, seperti Nias Selatan, Nias, Simeuleu, Aceh Singkil, Aceh Barat, Muko-Muko, daerah di sepanjang Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung dilaporkan aman.
"Tidak ada korban jiwa, kerusakan bangunan dan tsunami tidak terlihat di pantai. BMKG Sumbar telah mencabut peringatan tsunami untuk 15 daerah sejak pukul 21.30 WIB," ujarnya.
Masyarakat di Kota Padang dan sebagian di pesisir barat Sumatera merespons peringatan tsunami dengan evakuasi di shelter tsunami.
Sebelumnya, BNPB membangun beberapa shelter dan telah digunakan masyarakat untuk evakuasi. Selain itu, warga juga memanfaatkan atap masjid, gedung bertingkat, sekolah, dan lainnya.
Di beberapa tempat, kepanikan terjadi, demikian halnya kemacetan arus lalu lintas karena banyak masyarakat yang membawa kendaraan bermotor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.