Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Candra Malik
Praktisi Tasawuf

Praktisi tasawuf yang bergiat dalam kesenian dan kebudayaan. Menulis artikel dan cerita pendek di media massa, buku-buku bertema spiritual, dan novel, serta mencipta lagu dan menyanyi. Berkiprah sebagai Wakil Ketua Lesbumi (Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2015-2020.

Laki-Laki Bertopi Koboi dan Sampah Masyarakat

Kompas.com - 25/02/2016, 21:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Bersama teman-temannya, Trenggana segera menyergap dua plastik berisi delapan botol bir hitam. Dan.. "Lho, kok kosong?" seru orang-orang itu nyaris bersamaan.

"Walah, kamu ini bagaimana tho? Sudahlah. Pulang, pulang! Sudah malam," kata laki-laki itu. Mereka bubar. Trenggana melongo.

Hari-hari berikutnya, Trenggana masih ke gang di kawasan Dolly, Surabaya, Jawa Timur itu. Tapi, dia tidak jumpa lagi dengan sosok misterius tersebut. Penasaran, Trenggana bertanya kepada warga di sana seraya menyebut ciri-ciri laki-laki itu.

"O, Gus Miek? Sudah lama Beliau tidak ke sini. Dulu hampir tiap hari," ujar seorang tukang becak. Warga lainnya juga menjawab begitu.

Gus Miek, yang bernama lengkap KH Chamim Jazuli, memang punya cara berdakwah yang sangat unik. Dia menemani para pelacur, pejudi, pemabuk, dan orang-orang yang dicap sebagai sampah masyarakat untuk kemudian memberi "petuah" tanpa menggurui.

Trenggana, dan entah berapa banyak orang lagi, mendapat hidayah sejak Gus Miek menjumpai.

Gus Miek sudah lama berpulang ke Rahmatullah, dan kami merindukan figur berkarakter Bapak sepertinya. Khotbah dan fatwa memang sangat baik untuk umat. Tapi, terutama di kala orang-orang di Dolly, Kalijodo, atau entah di mana lagi, disergap dengan ancaman neraka, aku yakin mereka butuh dipeluk Gus Miek dan dimengerti kesusahannya di dunia.

Trenggana mengenang Gus Miek dengan berziarah ke makam Tambak Ngadi, Ploso, Kediri, Jawa Timur. Gus Miek mewariskan Dzikir Ghofilin yang fenomenal dan terus diamalkan oleh puluhan ribu jamaah Majelis Semaan Qur'an Jantiko Mantab di berbagai daerah. Ketika di sini, di Hotel Elmi, Surabaya, langganannya semasa hidup, aku merindukan Gus Miek.

Surabaya, 25 Februari 2016

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com