Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaya Lewat Celana "Jeans" Majalengka

Lihat Foto

Pekerja salah satu konveksi jeans di Kampung Sukaraos, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sedang mengerjakan jahitan celana jins, Sabtu (9/1/2016). USaha konveksi celana jins di Cikijing itu mampu menghidupi warga sekitar dan menyerap ratusan pekerja dan penjahit dari berbagai daerah di Jabar, seperti Banjar, Ciamis, dan Bandung, hingga pekerja dari luar daerah seperti Cilacap di Jawa Tengah. Hampir setiap rumah di Sukaraos, Cikjing, memiliki usaha konveksi jeans, sehingga jumlah produksinya per pekan setara dengan dua atau tiga pabrik celana jins besar. Produk celana lokal dari Majalengka itu umumnya dipasarkan ke Pasar Tanah Abang dan Pasar Cipulir di Jakarta. Sebagian produk juga dikirimkan ke Medan, Sumatera Utara. Usaha konveksi yang menyerap banyak tenaga kerja lokal itu kini harus siap menghadapi pasar bebas dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).(KOMPAS/RINI KUSTIASIH)

Setara industri

Usaha jeans yang awalnya digerakkan para penjahit muda yang merantau ke Bandung perlahan-lahan kini menjadi corak ekonomi utama di kampung tersebut. Pemodal besar dari Bandung mulai tertarik dan bekerja sama dengan perajin. Karena keterbatasan tenaga kerja ahli di Sukaraos, mereka merekrut banyak penjahit dari luar daerah, seperti dari Majenang (Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah), Banjar, dan Ciamis. Perantau itu menginap di rumah atau mess milik pengusaha konfeksi.

Kehadiran pekerja dari luar daerah itu berkontribusi besar bagi percepatan Sukaraos sebagai sentra jeans. Dalam kurun satu dekade, desa itu menjadi sentra jeans skala rumahan yang jika dijumlahkan produksinya setara dengan dua atau tiga pabrik jeans besar.

Ada lebih dari 65 konfeksi jeans di Sukaraos, mulai dari skala kecil hingga besar. Jika dihitung setiap konfeksi dalam sepekan menghasilkan minimal 40 lusin atau 480 potong, maka 65 konfeksi di Sukaraos bisa membuat 1.200 potong celana per minggu. Hitungan itu baru dalam skala kecil sebab beberapa konfeksi besar di sana mampu memproduksi 100 lusin celana jeans per minggu. Untuk setiap lusin celana harganya bervariasi bergantung pada kualitas, yakni Rp 500.000-Rp 550.000 dan Rp 650.000-Rp 700.000.

"Skala usaha menjadi berlipat-lipat karena banyak pesanan yang diterima pengusaha di Sukaraos juga dikerjakan orang dari luar kampung, misalnya dikirim ke Banjarsari atau Sukamukti. Pengerjaannya dibawa ke rumah penjahit masing-masing," kata Sekretaris Desa Sukamukti Aam Maryamah (40).

Teten (35) yang memiliki 12 pekerja, misalnya, dalam sepekan menghasilkan 50 lusin celana. Tujuh pekerjanya berasal dari Majenang, dan mereka semua tinggal di konfeksinya. Ketika Lebaran tiba, pekerja lembur untuk mengerjakan pesanan yang naik sampai enam kali lipat. "Saat Lebaran, saya menghasilkan 200-300 lusin per pekan," katanya.

Pada saat produksi rendah seperti sekarang, yakni tak lebih dari 50 lusin per minggu, sebuah konfeksi di Sukaraos memerlukan 1.500 yar (setara kain sepanjang 1,35 km sebab 1 yar = 90 cm) bahan per minggu. Jika ada 65 konfeksi jeans, bahan yang diperlukan sedikitnya 975.000 yar atau setara kain sepanjang 87,75 km per minggu. Bahan itu dibeli dari Bandung.