Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterjang Angin Kencang, Antena Stasiun Radio Timpa Rumah Warga

Kompas.com - 09/02/2016, 21:20 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Menara antena pemancar Radio Mora milik Koperasi Jasa Hukum (Kopjaskum) di Jalan Wonoyoso Gang 3, Pontianak ambruk setelah diterjang angin kencang pada Selasa (9/2/2016) sekitar pukul 17.00 WIB.

Peristiwa tersebut terjadi saat hujan deras disertai angin kencang mengguyur Kota Pontianak sejak pukul 14.00 hingga pukul 17.30 sore.

Satu rumah warga yang berada persis di sebelah kantor radio tersebut tertimpa antena yang ambruk.

Pada saat itu, di dalam rumah tersebut terdapat H Hamidi H Umar (85) dan Hj Wilham (75) yang menderita stroke.

Menurut keterangan warga, Feri Hidayah (33), antena setinggi 50 meter ini digunakan sebagai pemancar radio MORA 102,6 FM yang beroperasi dibawah naungan The Law and Justice Station Kalbar.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, warga berusaha membongkar dan memindahkan antena yang ambruk tersebut dari atap rumah.

Hujan yang mengguyur ditambah hari yang mulai gelap dan pemadaman listrik menyebabkan proses ini dihentikan.

Sejumlah warga mengatakan, pada saat mendirikan menara tersebut, pemilik radio tidak pernah melalukan sosialisasi.

Bahkan, protes dari warga akan keberadaan antena tersebut juga tidak digubris baik oleh kelurahan maupun dinas pehubungan yang menanggani perizinan.

“Warga tidak memberikan izin radio Mora di wilayah tersebut, bahkan pada saat pendirian antena radio, juga warga tidak pernah diberi tahu,” ujar Feri, Selasa (9/2/2016).

Feri menambahkan, akibat tertimpa antena tersebut rumah kakeknya itu tidak bisa ditempati lagi karena atapnya rumah bocor dan aliran listrik padam.

Dia bersama keluarga lainnya kemudian mengungsikan kakek dan neneknya ke kediaman keluarga yang tak jauh dari sana.

Sebelumnya, tambah Feri, protes warga sudah disampaikan baik secara langsung maupun melalui surat tertulis kepada instansi terkait termasuk pihak kelurahan.

“Kami sudah memprotes kemana-mana, tapi tidak ada tindakan dari pihak terkait,” paparnya.

Pemilik radio Mora bahkan sudah dipanggil sebanyak dua kali. Namun, pengelolanya tidak pernah datang untuk mengurus perizinan. “Pemilik radio berjanji akan mengumpulkan warga, tapi sampai sekarang sudah empat bulan ditunggu tidak juga pernah terealisasi,” tambah dia.

Pada saat kejadian, kata Feri, seluruh karyawan dan pemilik radio langsung kabur meninggalkan tempat itu karena takut mendapat protes warga.

Sementara itu, Kapolsek Pontianak Selatan, AKP Kartyana membenarkan robohnya antena radio itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.

“Laporan dari warga, antena radio Mora patah karena angin dan hujan lebat. Antena tersebut roboh mengenai bangunan rumah yang ada di sebelahnya, tapi tidak sampai menimbulkan korban,” ujar Kartyana.

Mengenai perizinan pendirian radio dan antenaya, kata Kartyana, saat ini pihaknya masih melakukan olah TKP.

“Kami masih melakukan penyelidikan dan mengenai masalah perizinan, kami akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan instansi terkait,” ujarnya.

Pada saat sejumlah wartawan ingin mengkonfirmasi robohnya antena radio tersebut, tidak ada satupun karyawan maupun pengelola Radio Mora yang bisa ditemui.

Bangunan kantor tersebut terlihat kosong dan lengang serta gelap gulita karena pemadaman listrik oleh PLN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com