Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 15 Menit, Puting Beliung Rusak 45 Rumah Warga di Majene

Kompas.com - 20/12/2015, 18:20 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAJENE, KOMPAS.com - Puluhan rumah warga di tiga dusun di Majene, Sulawesi Barat, porak-poranda diterjang angin puting beliung, Minggu (20/12).

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini karena pemilik rumah dan anak-anak langsung berhamburan keluar rumah saat angin kencang mulai bertiup.

Meski begitu, puluhan mobil dan motor milik warga rusak tertimpa reruntuhan bangunan.

Angin puting beling yang menerjang kawasan pemukiman penduduk di tiga dusun ini hanya berlangsung dalam waktu tak lebih dari lima belas menit.

Tak hanya menumbangkan rumah semi permanen, sejumlah rumah permanen juga ikut roboh dan miring diterjang angin.

Sejumlah pohon di sekitar pemukiman warga juga ikut tumbang dan menimpa rumah warga.

Beruntung, saat angin kencang mulai bertiup warga yang sudah pengalaman diterjang angin kencang ini segera berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Mereka tidak tertimpa reruntuhan bangunan saat angin tersebut menerjang rumahnya.

Sejumlah saksi mata mengaku panik dan langsung mengungsikan anak-anak mereka ke luar rumah.

Puluhan kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal kini terpaksa menumpang di rumah tetangga atau mengungsi ke rumah sanak keluarga.

Petugas Kodim Majene yang melakukan pendataan mencatat ada 45 rumah warga diketahui rusak berat dan sedang yang tersebar di tiga lingkungan.

Di sejumlah lokasi sejumlan pohon tumbang hingga menimpa rumah warga. Beberapa tahun lalu, kawasan pemukiman warga ini juga pernah porak-poranda diterjang angin puting beliung.

Jumiati, salah satu warga yang rumahnya rusak parah diterjang puting beliung mengatakan, kejadiannya berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba.

Jumiati menyaksikan langsung bagaimana angin kencang yang sempat berputar-putar di udara sebelum menghantam dan memporak-porandakan rumah warga bersama isinya.

"Beruntung saya dan anak-anak segera keluar rumah sebelum kejadian," ujar Jumiati.

Seperti warga lainnya Jumiati kini terpaksa mengungsikan keluarga dan anak-anaknya ke rumah tetangga karena rumahnya tak layak dihuni.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com