Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi atau Tidaknya Blok Masela Diputuskan Tahun 2018

Kompas.com - 05/02/2016, 00:20 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengimbau semua pihak yang berkepentngan di blok gas Masela sebaiknya dapat menciptakan suasana kondusif agar investor tidak ragu untuk menanamkan investasinya di proyek blok gas abadi tersebut.

“Lebih baik kita menciptakan suasana kondusif agar investor itu nyaman berada di sini, karena untuk apa kita rebut-ribut kalau investor tidak jadi bekerja di sini,” ungkpanya kepada wartawan di Ambon, Kamis (4/2/2016).

Dia mengungkapkan, keputusan pengelolaan investasi blok gas Masela baru akan diputuskan pada tahun 2018. Setelah itu, pengeoperasian blok gas tersebut baru akan direalisasikan pada tahun 2024 sehinga tidak perlu dipolemikan saat ini.

“Jangan buat masyarakat resah, proyeknya saja baru akan direalisasikan tahun 2024, dan jadi atau tidaknya proyek ini baru akan diputuskan tahun 2018,” katanya.

Menurut dia, proyek Masela harusnya dapat dikelola untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran masyarakat, sehingga tidak perlu dipolemikan apakah akan dikelola seacara onshore atau dengan menggunakan sistem pipanisasi ke darat atau skema offshore dengan sistem terapung di laut.

“Saat ini masih dikaji dan belum diputuskan, jadi kita tunggu saja keputusan yang terbaik dari Presiden,” katanya.

Menurut Sudirman, pengelolaan dengan sistem onshore atau offshore masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

"Kalau yang pro-onshore katanya akan lebih menguntungkan karena akan muncul industri baru, pembangunan hotel, pertumbuhan ekonomi sarana pengolahan baru muncul dan sebagianya,” katanya.

Sedangkan yang pro offshore berpandangan bahwa kalau basis pembangunannya gas bagaimana jika dalam jangka waktu 30 tahun sumber dayanya habis, itu seperti yang terjadi di Lokhseumawe yang kini kilangnya menganggur.

“Selain itu, menurut yang versi offshore --saya netral-- pembangunan pipa ke daratan sepanjang 100 km itu nilainya sekitar 60 triliun. Anggaran itu bisa dimanfaatkan untuk membangun segala macam di Maluku ini,” sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com