Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Ini Menangis Saat Petugas Jemput Josh Si Orangutan

Kompas.com - 06/01/2016, 19:18 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

KETAPANG, KOMPAS.com — Wajah ceria Ely mendadak sirna. Air mata bocah perempuan berusia sekitar dua tahun itu tiba-tiba berlinang.

Ely saat itu sedang bermain dengan Josh, bayi orangutan yang berusia sebaya dengannya. Ely menangis ketika delapan petugas gabungan datang untuk membawa bayi orangutan tersebut.

Peristiwa mengharukan itu disaksikan langsung Eko Kurniawan, anggota Biak Orangutan (Biak OU), Selasa (5/1/2016).

Eko menjelaskan, informasi mengenai bayi orangutan yang dipelihara warga tersebut diperoleh dari seorang anggota Sispala Gespala SMA Negeri 1 Seponti Jaya, Ketapang, pada 28 Desember 2015.

"Kami mendapat informasi awal melalui telepon dari salah satu anggota Sispala Gespala" kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/1/2015).

Lokasi rumah warga yang memelihara orangutan tersebut diketahui berada di Kecamatan Teluk Batang. Biak OU kemudian meninjau lokasi untuk memastikan informasi tersebut.

"Setelah memastikan keberadaan orangutan tersebut dan berkoordinasi dengan pemiliknya, akhirnya pemilik bernama Dahlan bersedia untuk menyerahkan Josh secara sukarela," ujar Eko.

Usai berkoordinasi dengan BKSDA dan International Animal Rescue (IAR) didampingi Biak OU, Josh kemudian dievakuasi untuk direhabilitasi sebelum dilepasliarkan.

Muhammad Dahlan (45), orangtua Ely, menjelaskan, Josh sudah hampir dua tahun tinggal bersama mereka.

Bahkan, Josh sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga mereka, terutama Ely, yang sangat dekat dengan Josh.

Dahlan mengaku membeli Josh dari seorang warga yang menemukan orangutan tersebut. Dia membeli Josh seharga Rp 500.000.

Selama ini, Josh tinggal serumah dengan keluarga Dahlan selama delapan bulan, sebelum akhirnya Josh dibuatkan kandang sendiri.

Keluarga Dahlan pun merawat Josh dengan sangat baik, bahkan mereka tidak membedakan kebutuhan Ely dan Josh, terutama untuk masalah asupan gizi.

"Biasanya Ely menghabiskan satu kaleng susu seberat 1 kg. Begitu juga Josh, kami berikan susu dengan jumlah yang sama, dan bahkan merek susu yang sama pula," ungkap Dahlan.

Dahlan mengatakan, selama ini banyak yang ingin membeli orangutan yang berjenis kelamin jantan tersebut.

Bahkan, harga penawarannya ada yang cukup tinggi. Namun, Dahlan berkeras dan enggan untuk menjualnya.

"Saya takut orangutan ini didapat orang yang salah, tidak merawatnya dengan baik, tidak memperhatikan dengan baik perkembangannya sehingga menyebabkan kematian pada orangutannya," katanya.

Satgas Penanganan Konflik Satwa BKSD Ketapang, Adi Susilo, menjelaskan, masyarakat dilarang memelihara orangutan.

Selain karena sudah diatur dalam undang-undang, memelihara satwa dilindungi juga sangat berbahaya bagi manusia.

"Orangutan bisa menularkan penyakitnya jika mereka sedang sakit, maka dari itu sangat berbahaya bagi kesehatan keluarga yang memelihara orangutan," papar Adi.

Terkait keberadaan Josh, BKSDA mengapresiasi dan berterima kasih kepada Biak OU yang telah berbagi informasi dan bersedia mengantarkan petugas untuk menjemput Josh.

BKSDA juga berterima kasih kepada keluarga Dahlan, yang secara kooperatif mau menyerahkan orangutan tersebut.

Selanjutnya, Josh akan mengikuti pendidikan khusus sehingga nantinya bisa hidup layaknya orangutan yang hidup di alam liar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com