Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut Perusakan Mobil Yaris Merah oleh Massa Kampanye di Yogyakarta

Kompas.com - 28/11/2015, 07:13 WIB

"Kami beritikad baik untuk meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak keluarga korban, siang ini akan ada keputusan antara pihak keluarga korban dan tim santun untuk segera menyelesaikan permasalahan ini," ungkap Ali Syahdan.

Namun, klarifikasi tersebut tidak sepenuhnya dibenarkan Kepolisian. Kapolda DIY, Brigjen Pol Erwin Triwanto menyatakan versi informasi bahwa korban mengendari mobil Yaris merah dalam kecepatan tinggi di Jalan Damai tidak masuk akal.

"Kalau melihat fakta di lapangan, pelek sepeda motor itu bengkok setelah ditabrak. Untuk mendapatkan hasil itu, harusnya mobil melaju dengan kecepatan tinggi," kata Erwin.

"Tapi di Jalan Damai tidak memungkinkan untuk memacu dengan kecepatan tinggi karena jalannya ramai," lanjut Kapolda. "Jadi argumentasi itu tidak masuk akal." tambahnya.

Ibu korban, Afridah Hendrawati juga tidak percaya jika anaknya dianggap sebagai orang yang memicu keributan dan berjung pengeroyokan tersebut.

"Anak saya bukan seperti itu," kata Afridah. "Dia memang pernah ikut karate. Bahkan saat karate dulu dia tidak akan menyerang duluan kalau tidak ada perlawanan dari rekan tandingnya," ujar Afridah.

Meminta dukungan rektor UGM

Orang tua korban pengeroyokan itu meminta dukungan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Ir Dwikorita Karnawati, MSc PhD, Kamis (26/11/2015) lalu agar kasus anaknya diusut tuntas.

Mereka meminta UGM mengawal kasus yang menimpa anak mereka yang masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM.

Setya Winarno dan Afridah Hendrawati selaku orang tua Fariz, sengaja datang ke Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4) UGM di Kalitirto, Berbah, Sleman, saat Rektor UGM, melakukan peletakan batu pertama Rumah Potong Ayam Modern.

"Sebenarnya kedatangan kami di sana tidak diundang. Saya mendapatkan informasi dari kakak tingkat yang menangani acara tersebut jika Ibu Rektor akan datang. Maka saya pikir, saya coba menemui beliau dan curhat tentang keadaan anak saya," terang Setya Winarno.

Walaupun tidak diundang, kedatangan Setya dan istri disambut baik Rektor UGM. Bahkan ia telah menjanjikan memberikan bantuan hukum kepada Fariz.

"Beliau bilang prihatin dan marah atas tindakan anarkis kemarin. Pilkada harusnya berjalan dengan baik dan aman, bukan justru membuat simpatisan melakukan penyerangan," jelas pria alumnus Fakultas Peternakan UGM tersebut.

Setya mengaku hanya bisa berbincang sebentar dengan Dwikorita karena tidak memungkinkan untuk membahas masalah tersebut lebih jauh. Namun, bapak tiga anak tersebut berharap banyak.

Dengan pengaruh yang dimiliki orang nomor satu di UGM tersebut, diharapkan bisa membuat parpol dan simpatisan menjaga Pemilukada menjadi aman dan damai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com