Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Tahun Jadi Guru Honorer, Ini Batik PGRI Pertama Pak Slamet...

Kompas.com - 25/11/2015, 07:07 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

Tidak mudah merintis kehidupan baru di lahan transmigrasi yang baru dibuka dengan akivitas mengajar ratusan anak-anak warga transmigrasi. Masih beruntung jatah hidup dari program transmigrasi bisa dinikmati setahun lebih.

Namun, untuk kebutuhan susu anaknya, Slamet bergantung pada kelancaran honor mengajar yang hanya Rp 125.000 per bulan. Honor itu pun lebih sering molor diterimanya.

Dalam keadaan tersebut, mengutang adalah hal yang harus diempuh. Slamet mengaku pernah mengutang hingga tujuh bulan karena honor yang diterimanya terlambat turun.

Hal tersebut sering dialami karena dia dan istrinya sama-sama mengajar di SD 002 sebagai guru honor.

Ditemui usai mengikuti Ujian Kompetensi Guru, Slamet mengaku sudah banyak perubahan setelah 11 tahun SD 002 Seimenggaris berdiri, termasuk honornya yang sekarang mencapai Rp 500.000.

Meski demikian, keterlambatan menerima honor masih manjadi hal yang sering terjadi. Pemerintah daerah seharusnya juga memperhatikan kebutuhan ruang kelas siswa di sekolah transmigran tersebut.

Sejak didirikan pada tahun 2004, SD 002 Seimenggaris hanya memiliki empat RKB. Itu pun satu di antaranya sebenarnya ruang perpustakaan yang difungsikan sebagai ruang belajar. Terpaksa kelas I dan kelas II bergiliran untuk masuk.

"Padahal, perpustakaan kan penting, terpaksa ruangannya dipakai karena kekurangan RKB. Semoga pemerintah bisa menambah jumlah RKB di SD 002," ujar Slamet.

Di sela perbincangan, Slamet sesekali menarik ujung lengan baju batik PGRI-nya yang cingkrang (kependekan).

Terkait statusnya yang masih menjadi guru honor padahal sudah mengabdi selama 11 tahun guru di SD 002 Seimenggaris, hal itu tidak membuat Slamet Risau, bahkan ketika namanya juga tak masuk sebagai honor K1 maupun K2.

Sempat mengikui tes sebagai PNS, nasib baik belum berpihak kepadanya pada tiga tahun lalu. Masih beruntung, istrinya yang juga turut merintis sekolah di lokasi transmigrasi tersebut lolos dan sekarang berstatus sebagai PNS di SD 002 Seimenggaris.

Selamet mengaku saat ini yang terpenting baginya adalah meneruskan pengabdiannya mendidik siswa-siswa anak para transmigran di SD 002 Seimenggaris agar hidup mereka lebih baik pada masa mendatang.

Hal itu menurut dia lebih penting dari statusnya yang hanya sebagai guru honor maupun seragam PGRI yang selama 11 tahun baru bisa disandangnya.

"Yang penting masih diberi kesehatan saya bisa mengabdi," kata Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com