"Masker sudah dibagi sampai tingkat RT, tetapi pada enggak pakai," kata Mashudi, siang itu.
Mashudi menambahkan, kondisi saat ini jauh lebih baik daripada seminggu yang lalu. Saat itu, suasana Kota Palangkaraya benar-benar mencekam.
"Sekarang ini sudah agak mendingan. Hujan tadi malam sama beberapa hari lalu bikin asap sedikit reda. Ini termasuk bagus, sudah ada angin, matahari juga sudah tembus sinarnya. Sebelumnya, setiap hari hirup udara beracun," katanya.
Kabut asap yang berkepanjangan di Kota Palangkaraya membuat warga menjadi "terbiasa" menghirup udara yang tidak sehat.
Albert, warga Palangkaraya, mengatakan, kabut asap di Palangkaraya sudah ada sejak Juli yang lalu.
"Sudah dari bulan Juli, sudah jenuh setiap hari menghirup asap," kata Albert.
Puncak kabut asap terjadi dalam dua pekan terakhir. Angka indeks standar pencemaran udara (ISPU) bahkan sudah 2.000 hingga 3.000. Artinya, udara benar-benar beracun dan sangat tidak sehat untuk dihirup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.