Sampai akhir hayat Icha, pihak keluarga tidak tahu pasti diagnosis penyakit Icha. Sumarsana menduga, putri kesayangannya itu terpapar bakteri, entah bakteri yang ada di rumah sakit tempat ia dirawat atau bakteri di laboratorium tempat ia mengadakan penelitian untuk tugas akhirnya.
Dalam skripsinya, Icha mengambil judul, "Uji Kemampuan Isolat Bakteri Termofilik Asal Kali Gendol Atas Pasca-Erupsi Merapi dalam Mereduksi Logam Berat Cu (Tembaga)".
"Icha mengambil sampel bakteri di Kali Gendol, lalu diteliti di laboratorium di kampusnya. Icha tidak jarang tidur di laboratorium untuk mengerjakan penelitiannya itu. Mungkin saja dia terpapar bakteri itu," ujar Sumarsana.
Kendati demikian, pihak keluarga tidak akan menyalahkan pihak mana pun. Hanya saja, ia berharap pihak UNY bisa benar-benar memberikan bimbingan dan perlindungan kepada mahasiswanya, terutama mahasiswa yang melakukan penelitian seperti Icha.
"Kami tidak menyalahkan siapa pun karena tidak akan mengubah apa pun. Toh anak saya tidak akan kembali lagi," kata Sumarsana.
Sebelumnya diberitakan, nama Icha menjadi perbincangan publik di dunia maya setelah kisah pilunya diunggah dalam laman resmi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Icha meninggal dunia hanya beberapa jam setelah mengikuti wisuda Program Studi Biologi FMIPA UNY, Sabtu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.