Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa Perajin Bambu di Banyuwangi, Bisa Ekspor Tanpa Harus ke Bali

Kompas.com - 07/09/2015, 17:16 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Selain itu, dia juga mempertanyakan keseriusan pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas produksi kerajinan bambu asal Gintangan karena selama ini pelatihan yang dilakukan lebih fokus pada desain produk saja.

"Saat ini, perajin bambu di Gintangan semakin sedikit. Anak-anak dan pemuda sudah tidak lagi tertarik dengan kerajinan seperti ini dan itu harus diperhatikan regenerasi perajin. Sama saja kalau desainnya bagus tapi perajinnya nggak ada," ungkapnya.

Jika mendapatkan order yang cukup banyak, dia memaksimalkan perajin yang ada.

"Bisa lembur sampai malam kalau pas pesanan banyak. Itu juga alasan kami tidak berani menerima orderan banyak banyak, kecuali nekat," tambahnya.

Buang mencontohkan, untuk mendapatkan teruntung anyaman bambu yang bermotif bunga ia mengambil dari Desa Gombengsari yang berada di Kecamatan Kalipuro. Ia pernah melakukan pelatihan menganyam di desa tersebut pada tahun 1992.

"Karena jumlah perajin sedikit maka jika pemesanan cukup banyak kami kewalahan dan terjadi persaingan yang tidak sehat antar sanggar karena rebutan perajin," tuturnya.

Dia juga mengatakan, para pemuda di Desa Gintangan lebih memilih menjadi tukang bangunan dan pergi ke Bali karena gajinya lebihnya jelas dibandingkan menjadi perajin bambu.

Sementara itu, terkait bahan baku, Buang mengaku mendapatkannya dari kecamatan lain, seperti Kecamatan Genteng, Sempu, dan Songgon. Dia mendapatkan pasokan maksimal seminggu sekali untuk bambu jenis Apus yang digunakannya.

"Itulah uniknya Desa Gintangan, walaupun menjadi desa perajin bambu tapi tidak ada bambu jenis apus yang tumbuh di desa ini. Mulai zaman bapak sampai saya sekarang ya dapat stok bambu dari kecamatan lain," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com