"Pembakaran motor memang ada. Tapi masyarakat juga ikut membakar motor polisi. Kalau terkait dengan pembakaran pospol dan pengrusakan mobil, saya tidak tahu. Jangan sampai ada orang lain yang melakukan hal itu," katanya.
Untuk mengantisipasi bentrokan susulan, Bachtiar sudah mengkandangkan prajuritnya di satuan masing-masing. Demikian pula dengan senjata yang dimilik TNI semua disimpan di gudang dan tidak diperbolehkan keluar jika tidak ada perintah dari pimpinan tertinggi.
Bachtiar juga menjelaskan, permasalahan yang terjadi di Polman dilatarbelakangi kesalahpahaman. Peristiwa itu pun terjadi secara tiba-tiba dan tanpa terencana.
"Polisi awalnya mendorong masyarakat termasuk anggota saya yang lagi nonton berpakaian preman. Tapi anggota saya sudah bilang bahwa dia juga anggota dan malah dikeroyok. Anggota TNI yang ada di situ hanya 10 orang, sedangkan polisi banyak sekali. Di situlah sempat terdengar 4 kali suara letusan, dan satu letusan tembakan mengenai seorang anggota Kompi Senapan B Yonif 732, Prada Yuliadi hingga tewas," jelasnya.
Sebelumnya telah diberitakan, anggota TNI dan Polri kembali terlibat bentrokan. Kali ini terjadi di sirkuit permanen Sport Center di Jalan Stadion, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polman. Dalam kejadian itu, seorang anggota Kompi Senapan B Yonif 732, Prada Yuliadi, tewas, Minggu (30/8/2015). [Baca juga: Bentrok TNI Vs Polri, 1 Pospol, 1 Mobil, dan 8 Motor Dibakar]
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.