Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi "Photo ID" Identifikasi Hiu Paus di Perairan Talisayan

Kompas.com - 31/08/2015, 11:11 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak kembali melakukan survei dan monitoring populasi Hiu Paus (Rhincodon typus) di Perairan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Hasilnya, Hiu Paus yang termonitor pada survei tahun sebelumnya kembali terpantau di Perairan Talisayan.

Survei dan monitoring yang kedua pada tahun ini dilakukan BPSPL Pontianak bekerjasama dengan Departemen ITK Institut Pertanian Bogor, FPIK Universitas Mulawarman, CI Indonesia, WWF Indonesia, dan Whale Shark Indonesia yang didampingi oleh Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Berau. Survei dilakukan selama seminggu, dimulai tanggal 19 Agustus 2015 sampai 25 Agustus 2015.

Kepala BPSPL Pontianak, Suko Wardono mengatakan aktivitas survei meliputi pengambilan Photo ID, pemasangan RFID, pemasangan satelit tag dan pengamatan tingkah laku Hiu Paus di Perairan Talisayan Kabupaten Berau.

Survei dan monitoring potensi Hiu Paus ini dilakukan untuk mendukung pengelolaan dan konservasi Hiu Paus di Indonesia khususnya di wilayah kerja BPSPL Pontianak, serta sebagai tindak lanjut dari survei dan monitoring pertama yang sudah dilakukan tahun 2014.

“Selain itu, minimnya informasi terkait Hiu Paus yang merupakan jenis ikan dilindungi di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2013, membuat penelitian ini menjadi cukup penting dalam mengembangkan baseline data dan mengetahui status populasi hiu paus terkini," kata Suko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (31/8/2015).

Hasil survei menunjukkan adanya penambahan jumlah individu Hiu Paus di Perairan Talisayan. Pada survei perdana tahun 2014, teridentifikasi hiu paus berjumlah 10 ekor yang terdiri dari sembilan ekor jantan dan seekor betina.

Sedangkan pada survei ke-2 ini dijumpai 17 individu baru yang terdiri dari 16 ekor jantan dan satu ekor betina. Dengan demikian, populasi Hiu Paus di Talisayan teridentifikasi berjumlah 27 ekor.

Koordinator tim survei Hiu Paus dari Satker Balikpapan, BPSPL Pontianak A. Muh Ishak Yusma, menjelaskan, temuan individu baru hiu paus di Perairan Talisayan yang teridentifikasi tahun ini bertambah dibandingkan tahun sebelumnya.

“Total individu yang sudah teridentifikasi sampai saat ini berjumlah 27 ekor dengan seks rasio 25 jantan dan dua betina yang berukuran antara tiga sampai tujuh meter," kata Ishak.

Photo ID
Sementara itu, peneliti dari WWF Indonesia Casandra Tania menambahkan, metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan tiap individu Hiu Paus pada survei ini adalah menggunakan teknik Photo Identification (Photo ID).

Hasil photo ID yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan pola totol-totol putih yang unik dan tidak pernah berubah seperti sidik jari. Dua ekor jantan dan satu ekor betina yang sebelumnya ditemukan tahun 2014 kembali teridentifikasi pada tahun ini.

“Hal ini mengindikasikan bahwa Perairan Talisayan merupakan salah satu habitat penting yang menyebabkan hiu paus cenderung selalu kembali meskipun telah melakukan migrasi," urai Casandra.

Demi mengetahui pola migrasi atau pergerakan hiu paus di Perairan Talisayan diperlukan pemantauan intensif dengan menggunakan teknologi via satelit.

Abraham Sianipar, peniliti dari CI Indonesia menjelaskan bahwa data migrasi atau pergerakan horizontal maupun vertikal hiu paus menjadi penting untuk menjadi dasar pengelolaan, terutama bagi individu betina yang masih sangat jarang ditemukan di Indonesia.

“Oleh karenanya, dalam survei ini satu ekor betina yang terdentifikasi sebagai individu baru telah dipasang penanda satelit (satellite tag). Hasilnya akan dipantau jarak jauh melalui signal yang dikirimkan oleh satelit tag untuk dianalisis lebih lanjut," kata Abam.

Selain Photo ID dan penandaan satelit, untuk mengidentifikasi individu hiu paus juga dilakukan pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) yang berfungsi sebagai penanda permanen pada tiga ekor hiu paus jantan.

Oceantag yang merupakan alat scanner RFID yang telah dikembangkan oleh IPB dan WWF-Indonesia juga digunakan untuk memindai RFID yang dapat membantu untuk melakukan identifikasi secara teliti dan efisien. Pemasangan RFID berbasis Mikrokontroler ini sebelumnya sudah dilakukan di Teluk Cendrawasih.

Peneliti Hiu Paus dari IPB, Hawis Madduppa mengatakan, teknik ini merupakan teknik pelengkap dari Photo ID. Penggunaan scanner RFID sebagai penanda individu, dengan tambahan tanggal dan jam, memudahkan untuk perhitungan kemunculan individu yang berbeda di suatu wilayah.

Lebih lanjut, hasil pemasangan RFID ini juga akan terus dipantau oleh tim Whale Shark Indonesia. Tim Whale Shark Indonesia yang melakukan studi di empat lokasi berbeda di Indonesia masih akan terus melakukan pengumpulan data di Perairan Talisayan sampai dengan Oktober 2015.

Pengamatan berikutnya, masih memungkinkan perjumpaan terhadap individu baru. "Individu Hiu Paus baru di Talisayan masih mungkin bertambah, baik dari jenis kelamin jantan maupun betina seiring dengan bertambahnya waktu pengamatan," ungkap Mahardika Rizqi Hilmawan, Project Leader Whale Shark Indonesia.

Melihat besarnya populasi Hiu Paus di Talisayan menjadi peluang baik dalam pengembangan ekowisata, namun perlu disertai pengelolaan yang tetap memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare) dan konsep yang lestari.

Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi dasar acuan bagi Pemerintah dalam pengelolaan kawasandan konservasi Hiu Paus di Talisayan.

Kepala bidang Sumberdaya Kelautan dan Perikanan - DKP Berau, Yunda Zuliarsih, mengatakan, harapan Pemerintah Daerah dari hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi ini dapat dipergunakan sebagai indikator sebelum menetapkan Talisayan sebagai destinasi wisata di Kabupaten Berau.

“Hiu Paus dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata karena sifatnya yang cenderung bersahabat kepada nelayan, penyelam atau pun wisatawan. Sementara itu, regulasi kepariwisataan seperti aturan berinteraksi dengan Hiu Paus perlu disiapkan dan disosialisasikan agar ke depan pariwisata yang berkembang tidak mengganggu keberadaan Hiu Paus di Talisayan," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com