Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Tuhan Dinilai Muncul karena Pengaruh Bahasa Tutur Suku Using

Kompas.com - 26/08/2015, 05:44 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Seorang lelaki asal Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, yang diketahui bernama Tuhan, menimbulkan polemik di masyarakat. Meski begitu, nama itu dinilai bisa saja dipengaruhi oleh bahasa tutur milik Suku Using (ada juga yang menyebutnya Suku Osing), suku asli di Kabupaten Banyuwangi.

Hal tersebut dijelaskan Antariksawan Yusuf, pemerhati bahasa Using, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/8/2015).

"Mayoritas masyarakat yang tinggal di Kecamatan Licin adalah Suku Using. Bisa jadi, nama Tuhan dipengaruhi oleh bahasa tutur. Ini sama saja dengan 'Using' yang pelafalannya seperti menyebutkan huruf 'o'," urai Yusuf.

Menurut dia, di dalam tutur bahasa Using memang terdapat huruf seperti "o" atau "e" yang ditulis menjadi "u" atau "i". Ia mencontohkan kata "toles" yang dalam bahasa bakunya "tulis", maka jika diberi imbuhan akan menjadi "ditolisi" (ditulisi).

"Hal serupa juga ada dalam bahasa 'mulih' yang artinya adalah pulang. Nah, dalam pengucapannya, itu menjadi 'moleh'. Pada saat orang bilang 'muliho', maka jadi 'moleho'. Penulisan yang benar pun adalah 'Using' bukan 'Oseng'," ujar lelaki yang menulis novel dalam bahasa Using yang berjudul Nawi bkl Inah tersebut.

Menurut Yusuf, wajar saja kalau lelaki yang sehari-hari dipanggil "Tohan" ditulis "Tuhan". Sebab, ini mengikuti kaidah bahasa Using.

"Dalam bahasa Using, 'tuhan' tidak berarti apa-apa karena orang Using menyebutnya 'Pengeran' atau 'Gusti Allah' kalau merujuk kepada Tuhan yang disembah," urai Antariksawan.

Seorang laki-laki bernama Tuhan menjadi polemik setelah namanya terungkap berdasarkan KTP yang ia miliki. Sehari-hari, laki-laki yang berprofesi sebagai tukang kayu tersebut dipanggil Tohan. (Baca: "Mereka Tidak Percaya Nama Saya Tuhan")

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau agar warga Kabupaten Banyuwangi tersebut mengganti namanya. Menurut Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Bukhori, nama Tuhan dinilai kurang baik secara etika agama. (Baca: MUI Jatim: Nama Tuhan Harus Ditambah atau Diganti)

Namun, Tuhan mengaku enggan mengubah namanya. "Nama saya adalah pemberian dari orangtua, jadi saya tidak akan menggantinya," ucap Tuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com