Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Lepat dan Cecah Reraya, Penganan Khas Idul Fitri di Tanah Gayo

Kompas.com - 18/07/2015, 15:09 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com – Suara beduk dan takbir belum berlalu, uap embun pun masih menyelimuti ruang udara di kawasan dataran tinggi Gayo, Aceh. Di sini, kabut pagi selalu menyentuh kulit dengan suhu yang dingin, apalagi untuk ukuran warga pesisir.

Kendati demikian, kesejukan itu terusir sejenak dengan hadirnya sebentuk penganan berbalut daun pisang yang menebar bau harum. Masih dengan asap yang sayup-sayup, sepiring lepat tersaji membuka hari kemenangan syawal.

Lepat memang selalu menjadi pembuka hari di saat Hari Raya Idul Fitri di Tanah Gayo. Disajikan dengan hangat sesuai dengan harapan kehangatan di hari kemenangan Syawal.

“Ini memang selalu dihadirkan di semua keluarga di Tanah Gayo ini, sebagai makanan khas bukti kalau kita berhari raya,” kata Husein, anggota keluarga Emsa, asal Totor Uyet, Desa Umang, Bebesen, Aceh Tengah, saat Kompas.com berkunjung ke kediaman keluarga ini, Jumat (17/7/2015) kemarin.

Selain itu, karena lepat terbuat dari tepung ketan dan di dalamnya berisikan kelapa parut yang dibalur sedikit gula, sebut Husein, penganan ini juga bisa mengenyangkan. “Biasanya pagi-pagi satu syawal kita kan harus ke mesjid atau ke lapangan untuk shalat idul fitri, jadi tidak sempat sarapan dengan menu lengkap, tapi dengan memakan satu atau dua lepat, ini juga bisa berlaku sebagai sarapan pagi dan kemudian segera menuju lokasi shalat id,” kata dia.

Benar saja. Dua potong lepat untuk pagi hari, selain menghangatkan tubuh di tengah suhu yang dingin, ternyata juga mengenyangkan. Uniknya lagi, lepat ini bisa tahan disimpan hingga sebulan lamanya.

“Biasanya kita di Aceh hari raya selalu dirayakan hingga sebulan lamanya. Jadi mesti ada lepat selama sebulan, dan keluarga tak perlu memasak lepat setiap hari karena lepat bisa tahan disimpan sebulan, yang penting disimpan di tempat hangat misalnya di para-para di atas perapian, sehingga jika ingin disantap tinggal dipanaskan saja di perapian,” kata Husein, sambil menikmati lepat kesukaannya itu.

Cecah reraya
Tidak hanya lepat, yang muncul saat Idul Fitri, tapi juga ada "cecah reraya". Jika lepat disajikan untuk memberi rasa hangat di pagi hari, tapi untuk cecah justru sebaliknya, menu gulai dengan rasa sedikit asam ini disajikan mulai siang hari untuk memberi kesegaran bagi tubuh yang baru saja berpuasa sebulan penuh.

Cecah artinya sambal, dan reraya berarti lebaran. Jadi cecah reraya adalah sambal lebaran. Tapi jangan bayangkan bentuknya akan sama dengan sambal-sambal pada umumnya. Justru bentuknya berupa gulai yang terdiri dari kulit sapi atau kerbau, dipadukan dengan hati sapi dan sedikit daging sapi.

Yang membuat cecah ini khas adalah sebentuk kulit kayu dari pohon ‘wing’ yang berasa kelat dan menjadikan rasa cecah menjadi khas.

Dian, seorang anggota keluarga Emsa lainnya, mengatakan, kulit kayu wing ini bermanfaat untuk melindungi sistem pencernaan tubuh. “Biasanya kita berpuasa dan perut kosong, namun tiba di Hari Raya kita bisa makan sesukanya speanjang hari dan ini tentu saja membuat kondisi perut terkejut dan bisa sakit perut, nah, cecah reraya ini berguna untuk mengantisipasi rasa sebah dan sakit perut jika kebanyakan makan di hari raya, itu fungsi kulit kayu wing yang ada dalam cecah tersebut,” kata Dian.

Seketika masuk ke mulut, cecah reraya memang memberikan sensasi tersendiri yang lumayan mengejutkan. Namun, semuanya itu terasa nikmat kemudian di lidah. Tidak ada artinya berhari raya tanpa cecah reraya dan lepat, di setiap keluarga warga dataran tinggi Gayo.

“Sekalipun warga Gayo tinggal di perantauan, maka makanan ini tetap harus tersaji saat lebaran, jika mereka tak punya kulit kayu wing, maka mereka akan minta dikirimkan dari daerah oleh kerabat yang tinggal di dataran tinggi Gayo,” kata Dian.

Kehadiran Lepat dan Cecah Reraya di hari Idul Fitri bukan hanya sebatas makanan pelengkap menu Hari Raya, melainkan juga melambangkan kebahagian, kemenangan dan pengikat silaturrahmi saat merayakan hari raya Idul Fitri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com