Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga di Lereng Sinabung Menolak Mengungsi

Kompas.com - 16/06/2015, 20:09 WIB

KOMPAS.com
— Ribuan warga desa di lereng Gunung Sinabung menolak meninggalkan rumah mereka meski peringatan meningkatnya aktivitas erupsi gunung tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Subur Tambun, mengatakan, baru 10.000 dari 33.000 warga yang tinggal di zona bahaya yang sudah mengungsi ke tenda pengungsian atau gedung pemerintahan. Belum ada laporan tentang korban luka dalam erupsi yang terakhir.

"Warga desa bersikeras untuk tinggal dan merawat ladang mereka. Mereka yakin bisa menyelamatkan diri jika ada erupsi besar. Yang kami bisa lakukan hanya meminta mereka untuk segera mengungsi," ujarnya.

Gunung Sinabung ditetapkan dalam level aktivitas paling berbahaya dalam dua minggu ini. Pada hari Selasa (16/6/2015), Gunung Sinabung tercatat 48 kali menyemburkan awan panas, paling jauh mencapai 2,5 kilometer ke arah tenggara. Gunung ini juga menyemburkan asap dan debu vulkanik setinggi 700 meter di udara.

Ribuan orang, termasuk para perempuan dengan bayi di gendongan mereka, meninggalkan tempat tinggal mereka sejak Senin setelah aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat. Sejumlah orang yang mengungsi dengan sepeda motor tiba dengan wajah yang dipenuhi debu vulkanik.

Tanaman dan ternak

Gunung setinggi 2.460 meter ini terus mengalami erupsi sejak 2010. Tahun lalu, letusan terbesar dapat didengar dari jarak ratusan kilometer dan menewaskan 17 orang.

Pihak berwenang menetapkan zona bahaya dengan jangkauan 7 kilometer ke arah selatan dan tenggara dari puncak gunung. Warga diminta untuk mengungsi, tetapi banyak yang menolak.

"Kami bisa saja kehilangan sayur-sayuran kami, tetapi tidak dengan kopi," ujar Sapta Sembiring Palawi dari Desa Gambir, 4,7 kilometer dari puncak Sinabung.

"Kopi adalah sumber penghidupan kami dan kami perlu merawatnya sekarang," kata kakek yang menolak mengungsi bersama sekitar 200 warga lainnya.

Lebih dari 150.000 orang hidup di lereng Gunung Sinabung. Mereka hidup dari berladang dengan komoditas utama cabai, jeruk, cokelat, dan kopi.

Meski sudah diperingatkan akan bahaya erupsi, sejumlah warga yang sudah mengungsi kembali ke rumah mereka pada hari Selasa untuk merawat tanaman dan ternak yang ditinggalkan.

"Kami khawatir, tetapi kami perlu mengecek rumah kami dan membersihkan debu vulkanik dari kebun kami," ujar Yapti Sitepu, yang ikut dievakuasi ke tenda pengungsian pada hari Senin.

Lebih dari 2.000 orang diminta untuk mengungsi sejak erupsi tahun lalu ke rumah sementara yang disewa pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com