Kepada Kompas.com, Minggu (17/5/2015) siang, Yansen mengaku dijambret pada sekitar pukul 11.50 Wita, di Desa Sanleo, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka, NTT. Saat itu dia bersama istri dan anaknya, baru pulang mengunjungi kerabat mereka di Kabupaten Malaka.
"Dalam perjalanan pulang, di sebuah kali kecil, laju motor saya kurangi karena memang kondisi jalan yang rusak. Pada saat berada di tanjakan, tiba-tiba muncul seorang pria dengan mengenakan singlet putih, celana pendek dan kain penutup kepala, sambil menggenggam sebilah 'kelewang'," kata dia.
"(Dia) lalu menarik paksa tas yang digantung di bahu istri saya dan langsung lari menghilang masuk ke hutan,” sambung Yansen.
Yansen mengaku, dia dan istrinya sempat berteriak minta bantuan, namun karena lokasi kejadian jauh dari permukiman warga, mereka lalu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Di dalam tas yang hilang ada dua buah ponsel, satu tablet, sejumlah perhiasan emas, alat charge handphone, power bank dan pakaian miliknya, istri serta anak Yansen.
Menurut Yansen, setelah dia berbincang dengan sejumlah warga, diketahui kalau tempat tersebut memang rawan penjabretan. ”Memang informasi dari warga bahwa pada pekan lalu, ada seorang ibu warga Kobalima Timur, yang menjadi korban penjambretan. Akibat kejadian ini, istri saya masih trauma sampai sekarang," kata dia.
"Rencana besok baru saya laporkan kejadian ini ke Kepolisian Resor Belu untuk ditindaklanjuti,” ujar Yansen lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.