Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Laboratorium Beton Penting untuk Bangunan Pasar Johar

Kompas.com - 12/05/2015, 17:17 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Struktur bangunan Pasar Johar yang sudah masuk dalam kategori cagar budaya sebaiknya sesegera mungkin untuk diuji di laboratorium beton. Hal tersebut penting, agar diketahui seberapa kemampuan bangunan beton itu usai terbakar.

Hal tersebut disampaikan ahli bangunan dari Universitas Sultan Agung Semarang, Enggar Adi Broto, Selasa (12/5/2015). Menurut dia, semua beton yang berkaitan dengan struktur bangunan agar diuji di laboratorium. Baik bagian fondasi, atap pasar yang berbentuk jamur (cendrawan), maupun bagian bangunan lainnya.

"Semua struktur wajib dilakukan uji lab. Nanti bisa tahu kekuatan beton itu menampung seberapa kuat. Sebelum terbakar berapa, setelah terbakar berapa. Meski ada penurunan," ujar dia.

Enggar menambahkan, pada umumnya, tiap beton yang mengalami kebakaran akan mengalami penurunan kualitas. Beton yang terbakar melebihi suhu 200 derajat celcius, kerapkali tidak akan bisa digunakan lagi. "Tapi pertanyaannya, apakah api itu suhunya merata dan melebihi itu atau tidak? Itu butuh uji laboratorium beton," kata dia lagi.

Jika nanti setelah diteliti ternyata tidak layak untuk menampung, bangunan tersebut harus diganti dengan bangunan baru. Hanya saja, karena Pasar Johar telah ditetapkan sebagai cagar budaya, pemulihan kembali Pasar Johar harus dikembalikan sebagaimana asalnya.

"Jadi kalau mau dibangun ulang, dibangun sesuai desainnya. Kalau bisa materialnya juga harus sama, karena itu masuk cagar budaya," ucap dia.

Sebelum kebakaran, pada 2005, Pusat Penelitian di Universitas Katolik Soegijoparanata Semarang sempat meneliti mutu beton. Saat itu, mutu beton Pasar Johar tinggi, yakni K400, atau mempunyai kekuatan tekan beton 400 kilogram per centimeter persegi. Konstruksi itu berbeda dari kebanyakan pasar umum yang mempunyai mutu beton K275 atau mempunyai kekuatan tekan 275 kilogram per centimeter persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com