Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Ayah Bunda Lee Kuan Yew di Semarang

Kompas.com - 29/03/2015, 14:46 WIB

Jalan Pemuda masuk dalam kawasan segitiga emas Semarang yang di zaman kolonial bernama Jalan Bod Jong ("Pemuda" dalam bahasa Belanda), dijadikan sentra bisnis dan pemerintahan.

Bekas Apotek Noe Ma di Semarang yang disebut-sebut dulunya adalah rumah keluarga ayah dan nenek kakek Lee Kuan Yew.

Jalan ini membujur sepanjang 2,7 kilometer dari Jembatan Berok (kawasan Kota Lama Semarang) hingga kawasan Tugu Muda.

Di sepanjang jalan ini, terdapat banyak bangunan bersejarah, seperti Gedung Keuangan Negara, Kantor Pos Indonesia, Gedung Bank Jateng, gedung bekas Hotel Dibya Puri, Toko Oen, dan gedung swalayan bahan bangunan.

Apotek Noe Ma yang disebutkan Jongkie Tio sayangnya sudah tidak berbekas. Bangunan putih berpagar besi warna hijau dengan nomor 57A itu tertutup rapat.

Lebih dari itu, bangunannya sudah tak menunjukkan kaitan dengan masa lalu karena tergolong baru, bukan lagi bangunan tua.

"Dulu memang itu bangunan Apotek Noe Ma," kata Bambang (64), warga sekitar.

"Tapi, sejak tahun 90-an, bangunan itu dipugar dan diubah jadi bangunan yang digunakan sebagai pabrik bihun."

Berubah bentuk

Ditanya tentang Lee Chin Koon, ayah Lee Kuan Yew, Bambang menggeleng. Ia tak pernah mendengar atau mengetahui keberadaan warga Tionghoa bermarga Lee yang pernah tinggal di sekitar kawasan ini.

"Keluarga Tek Kiong sejak masa kolonial tinggal di rumah yang megah dan besar yang berada di belakang Apotek Noe Ma. Majikan saya sepertinya yang paling lama tinggal di sini."

Yang dia tahu, warga etnis Tionghoa tertua di sekitar itu adalah Tek Kiong yang dikenal dengan nama Soetikno Wijaya, yang merupakan salah satu orang kaya terpandang di Semarang.

"Beliau itu kawan dekat mantan Presiden Soeharto, tetapi sudah meninggal sejak tahun 1990-an. Sekarang tinggal istrinya, yang kebetulan sedang berada di luar kota."

Seorang warga China Semarang, Sarjono (74), juga mengaku tak sempat mengenal leluhur Lee Kuan Yew. Mungkin karena mereka sudah meninggalkan Semarang sejak lebih dari seabad.

Adapun soal bangunan yang diyakini dulunya adalah tempat tinggal orangtua Lee Kuan Yew, Sarjono mengatakan, dulunya itu adalah bangunan tua yang khas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com