Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2015, 17:47 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KENDAL, KOMPAS.com - Di Kendal, pakaian bekas impor dikenal dengan nama pakaian awul-awul. Biasanya, baju itu dijual bertumpukan dan pembelinya mengawul-awul atau memilihnya dengan cara mengawul-awul.

Faizin (32), warga Kendal, adalah pelanggan baju awul-awul di Jalan Ketapang, Kendal. Menurut Faiz, membeli baju awul-awul memiliki seni tersendiri dalam mengodal-odal atau mengobrak-abrik tumpukan baju hingga akhirnya menjumpai baju yang paling baik. Kadang, saat memilih sampai harus rebutan dengan pembeli lain.

“Asyiknya di situ. Kadang kita saling tarik menarik,” kata Faiz sambil tertawa, Senin (9/2/2015).

Faiz mengaku, memang tidak semua penjual baju awul-awul menumpuk dagangannya. Ada juga baju yang dipajang. Namun begitu, dirinya tetap harus mengobrak-abrik baju yang sudah tergantung bertumpukan itu untuk memilih baju yang baik.

“Kalau tidak teliti, kita bisa mendapat yang tidak sesuai harapan. Kadang sudah sobek,” ungkapnya.

Faiz menegaskan, semua jaketnya adalah pakaian awul-awul yang dibelinya di beberapa tempat yang ada di Kendal dan kaliwungu. Ia mengaku tidak takut dengan banyaknya berita tentang jamur yang ada pada baju awul-awul itu.

“Kalau memang ada jamurnya, saya sudah jamuran dari dulu. Nyatanya, sampai sekarang badan saya masih baik. Padaha hampir semua jaket saya belinya di penjual pakaian awul-awul,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Yudha (29), warga Kaliwungu Kendal. Yudha mengaku sangat suka membeli baju awul-awul, terutama jaket. Selain bermerek, jaket awul-awul cukup tebal dan enak dipakai di badan.

“Selain itu kuat,” katanya.

Yudha menambahkan, dirinya tidak peduli dengan pemberitaan terkait dengan jamur yang ada pada baju awul-awul. Sebab menurutnya, sebelum ia memakai baju awul-awul yang dibeli, baju itu direndamnya dulu dengan air hangat.

“Setelah itu saya cuci berkali-kali,” ungkapnya.

Salah satu penjual pakaian awul-awul, Hariyanto, dirinya sudah lama menjual pakaian bekas impor. Pakaian itu dibelinya dari Bandung. Harga per karung berkisar Rp 1,5-3 juta tergantung banyak yang masih baik atau tidak. Setelah itu, dia menyortir dan memilah-milah pakaian berdasarkan kondisinya sebelum dijual.

Ragam baju bekas itu dijualnya dengan harga berkisar Rp 20.000-50.000 tergantung kondisi pakaiannya. Dalam sehari, Hari mengaku paling sedikit mendapat keuntungan 200.000 rupiah.

“Tapi sekarang sudah sepi, bahkan kadang dalam sehari, tidak ada satupun pakaian saya yang laku,” kata Hari.

Dia menambahkan, sepinya pembeli itu, diduga karena banyaknya berita di media massa yang mengabarkan banyaknya bakteri membahayakan di pakaian bekas impor tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Heru Yusmilarso, mengatakan ada belasan penjual baju awul-awul di Kabupaten Kendal ini. Heru mengaku sudah mendatangi beberapa penjual dan memberikan pengarahan serta mengimbau para penjual supaya tidak lagi menjual pakaian bekas impor.

“Kalau melarang kami belum bisa. Kasihan mereka,” tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Masyarakat Respons Positif Program Penanganan Banjir Walkot Semarang

Regional
Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Perayaan HUT Ke-59 Provinsi Sulut, Begini Pesan Gubernur Olly

Regional
Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Harmoni Budaya dan Agama di Banyuwangi Jadi Inspirasi Indonesia

Regional
Sejumlah Pencapaian Bupati Zaki: Perbaikan Sanitasi di 1.000 Sekolah hingga Berantas Kawasan Kumuh

Sejumlah Pencapaian Bupati Zaki: Perbaikan Sanitasi di 1.000 Sekolah hingga Berantas Kawasan Kumuh

Regional
Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Regional
Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Regional
Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Sulsel Gandeng GGP Lampung Kembangkan Budi Daya Tanaman Pisang

Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Sulsel Gandeng GGP Lampung Kembangkan Budi Daya Tanaman Pisang

Regional
Bangun 29 Stadion Mini di Kabupaten Tangerang, Bang Zaki: Sarana Olahraga Itu Penting

Bangun 29 Stadion Mini di Kabupaten Tangerang, Bang Zaki: Sarana Olahraga Itu Penting

Regional
Miliki Banyak Prestasi dan Inovasi, Gubernur Olly Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unsrat

Miliki Banyak Prestasi dan Inovasi, Gubernur Olly Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unsrat

Regional
Persiapan KPU Sumba Timur Jelang Pemilu 2024, Siapkan 5.656 KPPS dan Aplikasi Identifikasi

Persiapan KPU Sumba Timur Jelang Pemilu 2024, Siapkan 5.656 KPPS dan Aplikasi Identifikasi

Regional
Bobby Nasution Harap Pujakesuma Sumut Ikut Andil Wujudkan Program Pembangunan di Kota Medan

Bobby Nasution Harap Pujakesuma Sumut Ikut Andil Wujudkan Program Pembangunan di Kota Medan

Regional
Bang Zaki Sebut Pesisir Kabupaten Tangerang Berpotensi Jadi Hutan Mangrove

Bang Zaki Sebut Pesisir Kabupaten Tangerang Berpotensi Jadi Hutan Mangrove

Regional
Dilantik Jadi Pj Bupati Tapin, Syarifuddin Siap Lanjutkan Program Prioritas

Dilantik Jadi Pj Bupati Tapin, Syarifuddin Siap Lanjutkan Program Prioritas

Regional
Bupati Arief Rohman Bertekad Kuat Kembangkan Pertanian Tembakau di Blora

Bupati Arief Rohman Bertekad Kuat Kembangkan Pertanian Tembakau di Blora

Regional
Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com