"Tulisan mahasiswa kami soal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, diterbitkan tanpa seizin dan sepengetahuan dosen penanggung jawab buletin. Kami minta maaf karena kami merasa kecolongan," kata Wakil Ketua Yayasan STAI Ali bin Abi Thalib, Syaiful Hasan seusai pertemuan dengan pengunjuk rasa, Sabtu (7/2/2015).
Kejadian tersebut, kata Syaiful, bukan hal yang disengaja, melainkan kesalahan murni dari pihak kampus.
"Semoga ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kami untuk lebih baik ke depannya," jelas Syaiful.
Sebagai lembaga pendidikan, pihaknya mengaku sangat menghargai perbedaan, dan akan tetap menjaga situasi masyarakat tetap kondusif dan aman. Syaiful juga berjanji membantu memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar kampus.
Sebelumnya, ratusan warga menggelar aksi protes mendesak penutupan kampus sekolah tinggi Islam di Jalan Sidotopo Kidul 51 Surabaya itu. Aksi warga menyusul beredarnya buletin keluaran kampus setempat yang terdapat artikel berjudul "Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad". Di artikel tersebut, ada redaksi kata-kata yang dianggap menyinggung umat Islam, yakni "Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah sarana yang dapat menjerumuskan seorang kedalam perbuatan kesyirikan karena dalam acara tersebut terdapat pujian yang berlebihan kepada Rosulullah". [Baca juga: Dituding Ajarkan Aliran Sesat, Sekolah Tinggi di Surabaya Diminta Bubar]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.