Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2015, 15:57 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Pihak yayasan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ali bin Abi Thalib Surabaya meminta maaf atas beredarnya artikel di buletin "Al-Iman" yang dianggap mengganggu ketenangan warga sekitar. Pihak kampus mengaku kecolongan atas beredarnya tulisan tersebut.

"Tulisan mahasiswa kami soal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, diterbitkan tanpa seizin dan sepengetahuan dosen penanggung jawab buletin. Kami minta maaf karena kami merasa kecolongan," kata Wakil Ketua Yayasan STAI Ali bin Abi Thalib, Syaiful Hasan seusai pertemuan dengan pengunjuk rasa, Sabtu (7/2/2015).

Kejadian tersebut, kata Syaiful, bukan hal yang disengaja, melainkan kesalahan murni dari pihak kampus.

"Semoga ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kami untuk lebih baik ke depannya," jelas Syaiful.

Sebagai lembaga pendidikan, pihaknya mengaku sangat menghargai perbedaan, dan akan tetap menjaga situasi masyarakat tetap kondusif dan aman. Syaiful juga berjanji membantu memberikan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar kampus.

Sebelumnya, ratusan warga menggelar aksi protes mendesak penutupan kampus sekolah tinggi Islam di Jalan Sidotopo Kidul 51 Surabaya itu. Aksi warga menyusul beredarnya buletin keluaran kampus setempat yang terdapat artikel berjudul "Bolehkah Merayakan Maulid Nabi Muhammad". Di artikel tersebut, ada redaksi kata-kata yang dianggap menyinggung umat Islam, yakni "Merayakan maulid Nabi Muhammad adalah sarana yang dapat menjerumuskan seorang kedalam perbuatan kesyirikan karena dalam acara tersebut terdapat pujian yang berlebihan kepada Rosulullah". [Baca juga: Dituding Ajarkan Aliran Sesat, Sekolah Tinggi di Surabaya Diminta Bubar]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com