Menurut juru bicara RSUD Abdoel Moeloek, dr Elitha M Utari, Kamis (22/1/2015), kondisi Windasari memburuk saat dirujuk kembali ke rumah sakit tersebut.
"Kondisinya memburuk, dan kami mengambil tindakan untuk dirawat di ruang ICU. Kemudian, dua hari terakhir, kondisi kesehatan pasien terus menurun karena mengalami gagal pernapasan, dan trombosit terus menurun hingga pasien mengalami pendarahan hidung dan telinga, sampai akhirnya pasien meninggal, Rabu (21/1/2015) sekitar pukul 17.15 WIB," ujarnya.
Pihak rumah sakit memakamkan pasien di pemakaman RS di Kelurahan Jagabaya II, Bandar Lampung. Pihak pasien membantah jika kematian pasien dikatakan karena tindakan suntik mati.
"Kami siap jika otopsi akan dilakukan terhadap jenazah bila kami melakukan tindakan yang melanggar," tambahnya.
Windasari pada akhir tahun 2014 pernah menjalani perawatan di RS tersebut. Namun karena statusnya sebagai seorang tunawisma, pasien pun diusir oleh pihak rumah sakit dengan alasan bahwa kondisi kesehatannya sudah membaik.
Winda tak punya tempat tinggal sehingga terpaksa harus tinggal di gerobak setelah diusir dari rumah sakit itu. Sementara itu, kondisi luka akibat kecelakaan setahun lalu masih memburuk. Kakinya terlihat membengkak, sementara luka-lukanya menimbulkan bau dan mengeluarkan belatung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.