Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya KTP, Wanita Gelandangan dengan Luka Membusuk Tak Bisa Dirawat di RS

Kompas.com - 05/01/2015, 14:55 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis


BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Lampung tak bisa melakukan perawatan terhadap seorang wanita gelandangan yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas, Windasari (22), karena yang bersangkutan tak mempunyai kartu tanda penduduk (KTP).

Sagimin (35), suami Windasari, mengaku, keluarganya memang tidak memiliki KTP karena tidak memiliki tempat tinggal. Selama ini, dia beserta istri dan anaknya hanya tinggal di gerobak yang kerap berkeliling untuk mencari rongsokan.

"Pihak rumah sakit menawarkan saya untuk mendapat perawatan gratis, tetapi harus menggunakan KTP. Saya tidak punya itu dan akhirnya istri saya disuruh pulang saja," kata Sagimin, Senin (5/1/2015).

Sebelumnya, Winda sempat dirawat di RS itu selama lima hari. Dia menderita luka dan bengkak pada kedua kakinya yang dipicu penyakit diabetes yang diidapnya. Selama dalam perawatan di RSUD, pasien ini mengaku ditelantarkan, bahkan diusir oleh perawat yang bertugas. "Saya dimarah-marahi, katanya disuruh pulang saja," kata dia.

Selain tak mendapat perawatan layaknya pasien, Winda juga mengaku kehausan dan kelaparan. "Saya tidak diberi makan dan minum. Kalaupun diberi, itu makanan yang sudah kemarin-kemarin," keluh dia lagi.

Sampai akhirnya, pada Minggu (4/1/2015) sore, Winda terpaksa pulang meski kondisi kesehatannya masih belum pulih. Luka pada kakinya, meski sudah dibaluri bedak dan ditambal dengan kapas serta tisu, tetap saja mengeluarkan bau busuk, bahkan belatung.

Dalam kondisi itu, dia tetap diangkut dengan gerobak dan tetap berada di sana sampai akhirnya ada seorang relawan mengantarkannya dirawat kembali ke rumah sakit lainnya.

Direktur RSUD Lampung Heri Djoko Subandriyo membantah telah menelantarkan pasien tunawisma. Menurut dia, saat dipulangkan, pasien Winda sudah lebih baik kondisinya. "Dia dirawat di sini sudah tiga kali, yakni pertama disebabkan kecelakaan sekitar Mei 2013 lalu, kemudian pada Agustus 2014 dirawat lagi karena diare, dan kemarin pada 28 Desember 2014 karena diabetes," kata dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan, dokter yang merawatnya menyatakan, kesehatan pasien sudah lebih baik, hanya perlu dilakukan rawat jalan saja. "Semua pasien yang dirawat di sini mendapat perlakuan yang sama. Soal statusnya sebagai tunawisma, kami sudah mendapatkan persetujuan dari Dinas Sosial sejak pertama kali dia dirawat," kilah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com