Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Nenek di Balik Perjuangan Bripda Taufiq Jadi Polisi

Kompas.com - 15/01/2015, 19:53 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- Di balik kesuksesan perjuangan Bripda M Taufiq menjadi anggota kepolisian, ada sosok sang nenek, Partilah (65), di belakangnya.

Ketika sejumlah Anggota Dit Sabhara Polda DIY dan rombongan wartawan mengunjungi rumah Bripda M Taufiq di area kandang sapi di Dusun Jongke Tengah Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Kamis (15/1/2015) siang, seorang perempuan tua dengan tergopoh-gopoh berjalan dan langsung memeluk Taufiq.

Dengan terus memeluk M Taufiq, air mata perempuan renta itu tak terbendung. Serentak peristiwa haru ini pun membuat mata beberapa anggota Polwan yang turut serta dalam rombongan juga ikut berkaca-kaca.

"Uwis to mbok. Putune ki ora ngopo-ngopo kok nangis (Sudah mbok. Cucunya itu baik-baik saja, jangan menangis)," ujar Taufiq menenangkan sang nenek.

Partilah pun menjadi tenang. Ketika ditanyai mengenai cucunya itu, Partilah menuturkan bahwa Taufiq adalah cucu pertamanya.

Sebelum menjadi polisi, cucunya itu sekolah sambil bekerja di SMK Seyegan dan kadang-kadang ikut menambang pasir. Uang dari hasil kerjanya pun tidak untuk sendiri, namun juga diberikan kepada adik-adiknya sebagai biaya sekolah. Bahkan, sesekali untuk menghibur adik-adiknya, Taufiq kerap membelikan mereka sate.

"Kalau adiknya nangis kangen ibunya, Taufiq menghibur dengan beli sate, ya dari uang hasil kerja itu," tandasnya.

Suatu ketika, Taufiq datang ke rumah Partilah di Kronggahan, Sendangadi, Mlati, Sleman. Partilah mengaku kaget ketika tiba-tiba Taufiq sungkem dan mengatakan meminta doa restu ingin mendaftar menjadi anggota polisi.

"Saya kaget, kok tiba-tiba sungkem minta doa restu. Tapi kerena niatnya sudah bulat saya restui," ucapnya.

Partilah mengaku, setiap hari tak pernah berhenti mendoakan cucunya diterima menjadi anggota kepolisian. Bahkan, dia rela tidur larut malam karena memikirkan cucunya.

"Setiap saat, setiap waktu saya berdoa terus. Dalam shalat nama Taufiq tidak pernah saya lupakan. Tirakat ya melek (begadang) sampai tengah malam biar dia diterima," tuturnya.

Doa itu pun akhirnya terjawab, tepat sekitar bulan Desember pertengahan cucunya datang kembali ke rumah memberitahu jika lulus tes. Saat mendengar kabar itu, Partilah langsung memeluk Taufiq.

Kepada Taufiq, Partilah berpesan agar tetap menjadi pribadi yang santun, taat dalam ibdah, rendah hati, berguna untuk negara dan keluarga.

"Doa saya tidak berhenti di sini, setiap hari Taufiq dan saudara-saudaranya tak pernah lupa saya sebut dalam shalat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com