"Sepertinya penggalian sudah dihentikan. Makanya enggak ada lagi pekerja yang melakukan pengorekan di rumah tersangka," ujar petugas tersebut sembari memantau rumah Syamsul.
Meski masih ada sejumlah warga yang tampak di kawasan itu untuk melihat tempat kejadian perkara ini, namun suasananya lebih lengang dari hari-hari sebelumnya. Hanya terlihat sejumlah warga yang mendekati rumah Syamsul. Beberapa warga di antaranya sibuk mengambil gambar rumah tersangka dengan kamera dari ponsel masing-masing.
Salah seorang warga juga menyampaikan hal yang serupa. Menurut warga, kali ini penjagaan yang dilakukan polisi tak begitu ketat.
"Sejak tadi pagi udah enggak ada pengorekan Bang. Polisinya pun udah enggak ramai kayak semalam," kata Lina.
Perempuan berambut pendek ini menjelaskan, dirinya datang untuk sekedar melihat galian lubang yang di dalamnya sempat ditemukan sejumlah tulang belulang yang diduga milik manusia.
"Warga masih ramai karena penasaran Bang. Apalagi semalam sempat banyak tulang yang ditemukan," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang yang memanfaatkan keramaian dengan membuka lapak dagangan di seputar rumah Syamsul mengatakan, transaksi mulai sepi.
"Kalau pertama-tama pengorekan itu untung kami lumayanlah Bang. Tapi dua hari belakangan ini agak sepi. Karena kami enggak bisa mendekat ke rumah Syamsul ini," kata Maimunah, salah seorang pedagang rokok.
Menurut perempuan bertubuh kurus ini, sejak Jumat pagi, penghasilannya baru Rp 40.000.
"Biasanya bisa lebih bang. Apalagi pas ramai-ramainya kemarin," kata Maimunah.
Hal senada juga diungkapkan pedagang tahu goreng bernama Sofyan (35), warga Jl Karang Sari Polonia. Lelaki berkulit hitam ini mengaku dagangannya masih sepi pembeli.
"Karena enggak ada pengorekan bang. Kalau ada pengorekan, bisa lumayan pendapatan," ungkap Sofyan.
Dia mengatakan, kemungkinan dagangannya akan laku terjual di sore hari karena dia, banyak warga yang masih bekerja.
"Kalau sore kan mungkin orang pulang kerja singgah. Ya, bisa aja dapat untung lumayan nanti sore," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.